Pernikahan

6 Tahun Bohongi Istri Pertama karena Poligami

Laki-laki ini, pada mulanya mengalami nestapa cinta. Menjalin pacaran bertahun-tahun, lalu putus. Si gadis dijodohkan dengan laki-laki lain. Saat putus itu, cinta masih ada di dalam hatinya. Banyak kecocokan sikap dan kecenderungan fisik.

Beberapa masa setelahnya, laki-laki ini pun menikah. Meski pacaran, tapi tak lama. Saling menjalani kehidupan setelah pernikahan, keduanya dikaruniai kehidupan yang lengkap. Si laki-laki memiliki tiga anak, mantan pacarnya itu diberi amanah dua buah hati.

Malang, suami dari si wanita itu tak berumur panjang. Meninggal. Ia pun menjadi janda. Tak lama setelah kematian suaminya, ia pulang ke kampung halaman. Mudiknya itulah yang menjadi sebab pertemuannya dengan mantan pacar.

Meski tak gadis lagi, cinta masih ada di dalam kalbu keduanya. Dari sinilah timbul persoalan baru. Bagi si laki-laki, opsi memiliki dua istri cukup berat. Selain karakter istri pertamanya yang keras, kondisi ekonomi pun kurang memungkinkan. Apalagi jika bicara niat dan ilmu; ia sama sekali tidak ikhlas dan minim pengetahuan syariat soal poligami.

Dasar setan yang terkenal licik, keduanya pun terjebak. Cinta lama benar-benar bersemi kembali. Mereka sering berkomunikasi hingga terjadilah pernikahan kedua. Nikah siri. Hanya disaksikan oleh wali dan beberapa saksi.

Peliknya, si istri pertama tidak tahu. Benar-benar dirahasiakan. Bahkan, ketika kabar pernikahan sang suami dengan mantan pacar yang hanya selisih satu kampung itu merebak, si istri benar-benar tak yakin sebab tiada bukti. Si laki-laki, dengan arogan pun mengancam para tetangga untuk tidak membocorkan hubungannya dengan istri muda.

Bukan main, pernikahan dengan istri muda ini berjalan selama enam tahun. Selama itu pula, istri pertamanya tetap tidak yakin dengan gosip, sebab tak pernah memergoki suaminya bersama istri mudanya.

Saat hendak memasuki tahun ketujuh, si laki-laki memutuskan untuk menceraikan istri mudanya. Selain karena siri sehingga tidak tercatat di kantor urusan agama, ia juga merasa amat berdosa kepada istri pertamanya. Dusta selama enam tahun. Banyak kebohongan yang ditutupi. Ada limpahan kedok yang dipasang untuk sekadar menutupi pertemuan halalnya dengan istri muda.

Selain itu, perasaan bersalahnya bertambah karena belum bisa mensejahterakan istri pertamanya. Kerjaan biasa-biasa saja. Jauh dari makna kemakmuran.

Di akhir kisahnya, laki-laki yang gemar berolahraga ini menyampaikan nasihat. “Memiliki istri dua itu enak. Tapi, jangan pernah melakukannya jika niatnya hanya karena nafsu.”

Betul bahwa nikahnya halal. Tapi, berdusta bukanlah cara yang baik. Karena itu, lakukanlah sunnah dengan baik, agar tidak melukai siapa pun.

Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]