Karakter laki-laki yang butuh ‘penanganan’ secepatnya terkait ranjang akan menjadi masalah, bukan hanya bagi laki-laki tetapi juga bagi wanita, jika tidak dikombinasikan dengan hal kedua yang amat menentukan hangat dan tidaknya persoalan ranjang ini. Yaitu karakter wanita yang lama panas, butuh stimulus dalam waktu yang lama dan intens, serta mengedepankan perasaan nyaman, bukan sekadar pemuasan biologis semata.
Seakan-akan, dua hal amat penting ini menjadi dua soalan yang berseberangan. Satu pihak harus segera dicukupi, dan akan segera kelar setelah puas. Sedangkan pihak lainnya mengalami masa yang lama, butuh improvisasi, tidak bisa diburu-buru, dan banyak aspek kebalikan lainnya.
Amat pelik jika tidak dibicarakan dengan baik. Pada awalnya, ketidaksamaan ini tak akan melahirkan banyak masalah. Akan tetapi, jika dibiarkan, hubungan ranjang yang seharusnya dirindukan bisa berubah menjadi malapetaka yang mampu menghancurkan biduk rumah tangga dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Suami merasa diuntungkan sebab segera mau dan segera kelar, tetapi wanita justru baru ‘hangat’ ketika suami kelar. Terus seperti itu, dalam waktu yang amat lama.
Karenanya, di antara solusi terpenting, harus ada komunikasi intensif antara suami dan istri. Arahkan hubungan ranjang ini dalam ranah ibadah. Dengannya, sepasang suami istri akan mengupayakan solusi sebagaimana direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebagai contoh, Nabi merekomendasikan agar mendatangi istri dengan pemanasan. Dimulai dari membaca doa bersama, sentuhan hangat, sedikit raba, dan seterusnya. Santai saja. Tak usah terburu-buru. Jangan lupa, sisipi dengan diskusi dan canda yang menghidupkan. Agar kebersamaan berpahala itu semakin berkesan dan menguatkan cinta antara keduanya.
Setelah komunikasi intensif, buatlah komitmen untuk pelaksanaannya. Tidak usah takut atau merasa tabu selama tidak ada batasan syar’i yang dilanggar. Sebab Islam adalah agama yang paling sesuai dengan fitrah manusia.
Setelah komitmen, langkah selanjutnya adalah niat untuk menepati. Kiatnya sederhana, lakukan setulus hati demi ia yang kita cintai. Kelak, jalannya akan banyak dan melimpah.
Komunikasi yang baik ini akan menjadi kunci utama hangatnya ranjang antar kedua pihak. Jika sudah terbiasa, dua hal yang terkesan berseberangan ini bisa disiasati hingga menjadi sesuatu yang sejalan, selaras, dan menguntungkan kedua pihak.
Percayalah, ini soal rasa. Dan Allah, telah mengaturnya dengan sangat baik. Karenanya, ilmui segala sesuatunya. Lalu, berniatlah dengan sungguh-sungguh untuk mengamalkannya. [Pirman/Keluargacinta]