Setelah menikah, seseorang akan memiliki orang tua baru. Ialah orang tua dari pasangan hidupnya, mertua. Diwajibkan bagi seorang menantu untuk berbuat baik kepada mertua sebagaimana ia berbuat baik kepada orang tua kandungnya.
Agar bisa berbuat baik kepada mertua sebagaimana berbuat baik kepada orang tuanya sendiri, seorang menantu hendaklah mencari tahu tentang kebiasaan, kesukaan, karakter, dan apa yang dibenci oleh mertuanya.
Jalan yang paling mudah untuk mengetahui hal ini, selain bertanya kepada pasangan hidup dan keluarganya, tentu saja dengan bertanya dan bergaul langsung kepada bapak dan ibu mertua.
Pahamilah karakternya dengan baik. Terkait kesukaannya, perbanyaklah. Jika ada dari kesukaannya yang bertentangan dengan syariat, ingatkan dengan sopan, lembut, dan perlahan-lahan. Kemukakan pendapat yang logis agar bisa diterima dengan baik. Harus diluruskan. Sebab kesalahan berdasarkan syariat akan berakibat fatal di dunia dan akhirat.
Pelajari pula segala yang tidak disukainya. Kenalilah dengan baik, buat daftarnya, dan berusahalah dengan sekuat tenaga untuk tidak melakukannya. Misalnya, mertua membenci sikap menunda. Maka, ketika ia meminta tolong, bergegaslah. Sebab, jika tidak bersegera, ia akan marah atau meminta tolong kepada tetangga. Tidakkah kita malu jika terjadi hal demikian?
Berikan juga kejutan-kejutan kecil di hari istimewa. Misalnya, bekerja samalah dengan pasangan Anda ketika mertua ulang tahun. Bukan berniat merayakan ulang tahunnya, tapi jadikanlah hari itu sebagai momen pengingat bahwa hidup tak lama sehingga harus bergegas memperbanyak amal kebaikan guna kehidupan selepas ini.
Sampaikan pula kesan-kesan baik tentang mertua. Sikap perhatiannya, suka menolong sesama (terutama yang kesusahan), tidak menunda kebaikan, semangat yang membara untuk memperjuangkan hidup, suka berbagi, tidak bermalas diri, suka menyambung ikatan persaudaraan, penyayang binatang, dan lain sebagainya.
Jangan segan untuk mengucapkan maaf. Sebab, Anda memang tidak sempurna sebagai manusia atau menantu. Minta maaflah untuk hal-hal kecil dan hal-hal yang besar, untuk melembutkan hati dan sarana introspeksi.
Begitu pula dengan ungkapan terimakasih. Perbanyaklah. Bukankah atas restu mertua pula Anda bisa mendapatkan anaknya sebagai pasangan hidup yang kelak menemani hingga akhir kehidupan dan bertemu lagi di surga-Nya?
Terakhir, kubur dalam-dalam semua memori terkait keburukan dan kekurangan mertua. Sebagaimana Anda yang banyak salah, mertua Anda pun tiada sempurna. Senantiasalah sebut namanya dalam doa-doa Anda. Setiap kesempatan. [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.