Pasangan kita bukanlah malaikat. Laiknya manusia biasa, mereka juga memiliki kesenangan dan kebencian. Agar cinta antara kalian senantiasa tumbuh dan berkembang; ingat, catat, dan kerjakanlah semua kecintaannya, lalu tinggalkan sejauh-jauhnya semua hal yang mengundang kebenciannya.
Terkait dua hal ini, sejatinya semua pasangan memiliki kecenderungan yang sama sebagaimana manusia pada umumnya. Mereka menyukai segala macam kebaikan dan derivasinya, serta membenci segala jenis keburukan dan turunannya.
Maka, suami atau istri, sejatinya memilki kesukaan dan kebencian yang sama terkait suatu hal. Pahamilah hal-hal kodrati ini, agar kita bisa menghadirkan kebahagiaan bagi pasangan kita sesering mungkin.
Suami mana pun, mereka amat menyukai istrinya saat mengerjakan amalan ketaatan. Suami-suami itu, akan merasa damai pikiran dan hatinya saat menyaksiakan istrinya sibuk dalam ibadah. Suami Anda, pasti teduh hatinya ketika melihat istrinya asyik dalam bacaan al-Qur’an nan syahdu, tunduk dalam shalat yang khusyuk, atau hening tatkala merapal nama-nama Allah Ta’ala dalam aktivitas dzikir di sepanjang waktu.
Sebaliknya, para suami amat tak menghendaki istrinya sibuk dalam keburukan dan kesia-siaan. Suami yang baik akan mencegah istrinya dari dua hal itu. Sebab, saat kesibukan kepada hal buruk dan sia-sia, maka hal itu akan menghalanginya dari kebaikan. Dan terhalangnya seseorang dari kebaikan bermakna terhentinya keberkahan di dalam sebuah rumah tangga.
Begitupun dengan para istri. Mereka amat menyukai suami yang diamnya adalah dzikir, geraknya merupakan amal shalih, kesibukan rutinnya adalah membaca al-Qur’an, menghadiri masjid untuk shalat berjamaah, gemar mendatangi majlis ilmu, serta bergegas dalam semua proyek kebaikan untuk Islam yang mulia dan sesamanya.
Sebaliknya, tiada istri shalihah yang menyukai suaminya sibuk dalam episode sinetron atau drama, keseruan acara hiburan yang melenakkan, atau permainan yang membuatnya enggan mendatangi adzan dan seruan kebaikan lainnya.
Lakukanlah amalan-amalan yang mendatangkan kecintaan dan kebahagiaan pasangan Anda ini. Kerjakan dengan sungguh-sungguh. Upayakan dengan sepenuh hati. Sebab, jika diniatkan secara ikhlas, selain bertambahnya kecintaan dan kebahagiaan bagi pasangan, ianya juga menjadi sebab kecintaan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya kepada kita.
Cinta Allah Ta’ala itulah yang menjadi pangkal kebaikan dan kunci kesuksesan bagi diri dan keluarga kita, di dunia dan akhirat. [Pirman/Keluargacinta]