Kesalahan pertama yang kerap dilakukan oleh seorang laki-laki ialah mendambakan dan terobsesi dengan hadirnya istri sempurna. Ialah sosok shalihah, cantik, kaya, dan berketurunan baik. Lengkap. Tanpa cela atau salah. Mengagumkan.
Pun dengan seorang Muslimah. Ianya pasti mendambakan laki-laki yang shalih, lurus akidahnya, benar ibadahnya, luas wawasan dan ilmunya, bertanggungjawab, baik kepada istri dan keluarganya, serta kelebihan-kelebihan lainnya.
Manusiawi. Tapi hal ini benar-benar menjadi masalah saat tidak disikapi dengan bijak. Dan hal ini, disadari atau tidak, menjadi salah satu hal utama yang memicu perceraian. Pasalnya, kekecewaan seseorang memuncak sebab pasangannya tak sebaik yang dikira. Sebab pendamping hidupnya amat jauh dari ekspektasi dan data yang didapat ketika berkenalan.
Laki-laki yang kini menjadi suami Anda itu, bisa jadi berbadan kurus. Malas makan. Hobinya begadang hingga larut. Menggandrungi tontonan tak jelas manfaat imannya. Suka jalan-jalan ke pusat keramaian. Jarang mandi. Bau badannya menyengat. Mendengkur ketika tidur. Dan lain sebagainya.
Ia juga sering lupa meletakkan sesuatu. Kunci mobil. Kunci apartemen. Uang perusahaan. Tas berisi harta. Bahkan ia bisa mengamuk dalam hitungan detik hanya karena kesalahan kecil yang Anda lakukan.
Menyebalkan, bukan?
Pun dengan istri Anda. Hanya satu. Hanya mandi saat diperintah. Busana masak digunakan untuk tidur. Rambut jarang dibersihkan dengan sampo, berkutu. Kentutnya kencang, sembarangan. Ngomongnya keras. Jauh dari makna lembut. Manjanya bukan main. Cemburunya buta. Tak pandai merawat rumah. Sembarangan dalam meletakkan barang-barang. Piawai membuat dapur bak kapal perang selepas memasak, serta kesalahan-kesalahan lainnya.
Sehari, dua hari, hingga hitungan pekan, mungkin hal ini tidak masalah. Anda masih bisa bersabar. Namun, jika sifat dan sikap ini senantiasa bertahan, bahkan bertambah parah, kesabaran Anda sebagai pasangan pun terkikis hingga benar-benar habis.
Di titik inilah, rumah tangga Anda dipertaruhkan. Saat itu, kepemimpinan Anda sebagai suami diuji. Ketika itu, kepatuhan dan ketaatan Anda sebagai istri menuntut bukti nyata. Tatkala itu pula, setan berkerumun untuk semakin mengacaukan rumah tangga yang Anda jalani.
Jika ini benar-benar terjadi, ingatlah baik-baik satu ayat dan satu hadits berikut. Ialah balasan dari Allah Ta’ala jika Anda memaafkan kesalahan pasangan.
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. an-Nisa [4]: 19)
“Tidaklah seseorang hamba memberi maaf, kecuali Allah Ta’ala tambahkan kemuliaan baginya. Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ (rendah hati) karena Allah Ta’ala, kecuali Dia akan meninggikan derajatnya.” (Hr. Imam Muslim Rahimahullah) (Baca: Tidaklah Seseorang Lakukan Ini, Kecuali Bertambah Kemuliaannya)
Bersabarlah. Maafkanlah. Di dalam kesalahan pasangan ada kebaikan yang banyak. Di balik kekeliruannya ada kemuliaan yang ditambahkan jika Anda memberinya maaf.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]