Wahai Muslimah, segeralah menikah ketika masanya tiba. Jika usaha sudah genap dan jodoh belum didatangkan, tetaplah bersabar dengan menjaga kehormatan diri. Jangan pernah tergadaikan, apalagi diberikan gratis kepada para laki-laki tak bertanggung jawab.
Jika datang kepadamu seorang laki-laki, jangan lekas diterima atau langsung ditolak mentah-mentah. Hendaknya engkau memeriksa agama dan akhlaknya, meminta pertimbangan kepada keluargamu yang shalih, dan memohon petunjuk kepada Allah Ta’ala yang Maha memberi petunjuk.
Sebagai pertimbangan, lihatlah 5 ciri ini. Ini merupakan 5 ciri suami shalih yang disampaikan oleh Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham.
Pertama, istiqamah dalam ibadah. Telitilah dengan menyelidiki atau bertanya kepada sahabat, teman kerja, wali, atau masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Apakah dia bergegas menuju masjid saat adzan? Apakah dia tidak pernah absen dalam berbagai proyek amal sosial? Apakah dia berbakti kepada orang tuanya?
Kedua, apakah calon suamimu senantiasa menjaga agar shalat tepat waktu? Apakah dia selalu berupaya untuk shalat berjamaah di masjid? Bagaimana kualitas bacaan al-Qur’an dan pengamalannya? Apakah di wajahnya ada bekas wudhu hingga terpancar sejuk dan damai yang menenangkan?
Ketiga, rendah hati. Orang yang baik tidak pernah bersikap sombong. Dia memahami kekurangan diri. Dia mengerti bahwa kelebihan fisik, harta, maupun keturunan merupakan karunia dari Allah Ta’ala yang harus disikapi dengan syukur, bukan takabbur. Dia merupakan pribadi yang semakin baik justru semakin menunduk.
Keempat, perhatian. Perhatian yang paling utama dia tujukan kepada Allah Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, dan amal dijalan-Nya. Kedua, dia juga sangat perhatian kepada ibu, ayah, dan seluruh anggota keluarganya. Dia juga menaruh perhatian kepada lingkungan tempat tinggal dan seluruh kaum Muslimin lintas benua. Dia juga sangat perhatian kepada seluruh umat manusia dan berharap agar mereka berbondong-bondong memeluk agama Allah Ta’ala yang mulia.
Kelima, dermawan. Suami yang shalih adalah sosok yang murah hati dalam mengeluarkan harta. Bukan untuk hura-hura, tapi untuk kebaikan di jalan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Dia rajin bekerja dan mudah membagikan untuk keluarganya sebagai nafkah wajib. Selebihnya, dia juga senantiasa menyisakan untuk berbagai jenis proyek kebaikan di jalan Allah Ta’ala, untuk dakwah dan jihad.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
Rujukan: Mutiara Hikmah Facebook 1, KH Muhammad Arifin Ilham.