Taufan tertawa sendiri di depan monitor. Untung rekan-rekan kerjanya tidak melihat. Saat itu memang sedang waktunya istirahat. Jika rekannya tahu, mungkin ia akan digoda “kayak orang gila.”
Siang itu Taufan tertawa oleh status gokil temannya di Facebook. Komen-komennya juga banyak yang lucu. Tapi tiba-tiba tawa Taufan berhenti saat matanya melihat sebuah foto dan membaca komentarnya. “Ada banyak hikmah di balik humor ini,” tulis sebuah akun bernama Leli. Foto itu mengingatkan Taufan pada dua puluh tahun lalu. Untuk memastikan, Taufan pun mengklik foto itu, melihat profil si empunya Facebook.
Tak salah lagi. Perempuan itu adalah Leli, teman SMP yang dulu dicintai Taufan. Waktu itu, ia tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkannya. Hingga mereka berpisah karena SMA-nya beda kota. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu.
Taufan meminta pertemanan dengan akun Leli. Dalam hitungan jam, permintaan itu disetujui. Taufan pun kemudian mulai mengirim pesan. Mereka kembali berkomunikasi untuk pertama kalinya sejak dua puluh tahun yang lalu. Getar-getar aneh yang dirasakan Taufan sewaktu SMP kini dialaminya kembali. Bedanya, kini Taufan telah berkeluarga.
Mungkin Anda, kita, adalah Taufan. Bukan tidak mungkin, entah sebagai laki-laki atau perempuan, kita punya sejarah “cinta” di masa lalu. Dan setelah waktu yang lama, cinta itu hadir kembali. Istilahnya, cinta lama bersemi kembali (CLBK). Yang menjadi masalah, jika CLBK itu hadir ketika kita sudah berkeluarga. Seperti yang dialami oleh Taufan. Dan kita sadar, jika CLBK itu diikuti, ia akan menjadi masalah di kemudian hari. Baik bagi keluarga kita, anak-anak kita, bahkan yang lebih besar, bagi akhirat kita. Maka bagaimana kita menghadapi CLBK?
Segera putus
Jika CLBK hadir di tengah kondisi yang demikian, segera putuskan rasa itu. Tumbuhkan kesadaran bahwa jika perasaan itu diikuti, ia akan semakin sulit diatasi. Dan jika tidak diatasi, ia akan menjadi masalah dan membawa kemadharatan. Kalaupun si dia belum menikah, tetap menjadi masalah saat kita meneruskan rasa itu. Sebab cinta tanpa pernikahan adalah penderitaan. Sementara hubungan cinta dengan wanita lain adalah pengkhianatan. Konon, tidak sedikit CLBK yang diperturutkan akhirnya menjadi perselingkuhan. Na’udzubillah min dzalik.
Apalagi jika Anda yang mengalami CLBK adalah wanita yang telah bersuami. Tak ada kompromi. Perasaan itu harus segera berhenti. Sebab jika pada lelaki yang punya peluang poligami saja CLBK bisa menjadi masalah, bagi wanita tak ada harapan apa pun. Segera putuskan.
Ingat akhirat
Sadarilah bahwa mencintai wanita yang bukan istrinya, menjalin hubungan dengannya meski hanya melalui dunia maya adalah bagian dari zina. Sebagaimana hadits Nabi, “Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim)
Tentu saja, ini juga berlaku bagi wanita. Mencintai laki-laki yang bukan suaminya, menjalin hubungan dengannya meski hanya melalui dunia maya adalah bagian dari zina. Dan pada setiap zina ada dosa. Janganlah kita mengorbankan kebahagiaan akhirat dengan memperturukan kesenangan yang amat singkat.
Keluarga anugerah terindah
Salah satu kunci kebahagiaan adalah mensyukuri apa yang ada. Untuk bisa melakukannya, pertama-tama seorang muslim harus menyadari bahwa segala hal yang telah terjadi, segala hal yang telah ia alami, segala hal yang telah ia dapatkan adalah hal terbaik yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tumbuhkan kesadaran bahwa istri kita adalah wanita terbaik yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita. Suami kita adalah lelaki terbaik yang dianugerahkan kepada kita. Anak-anak adalah anugerah terbaik dariNya.
Seperti apa pun kondisi istri kita, dialah wanita terbaik yang telah menemani kita. Ia setia dalam kondisi suka dan duka. Ia mencintai kita dan anak-anak dengan sepenuh jiwa. Ia selalu hadir saat kita membutuhkannya. Ia telah teruji untuk waktu yang cukup lama. Sedangkan dia, orang yang kini kita CLBK, kita tak tahu bagaimana sesungguhnya dirinya. Ia belum teruji. Bahkan kalaupun ia mengatakan ia tidak juga menikah hingga kini karena mencintai kita, itu bukan garansi dan jaminan yang dapat dipastikan.
Seperti apa pun kondisi suami kita, dialah laki-laki terbaik yang telah membersamai kita. Ia setia dalam kondisi suka dan duka. Ia mencintai kita dan anak-anak dengan sepenuh jiwa. Ia selalu hadir saat kita membutuhkannya. Ia telah menunjukkan tanggungjawabnya sebagai seorang suami bagi kita dan sebagai ayah bagi anak-anak kita. Ia telah teruji untuk waktu yang cukup lama. Sedangkan dia, orang yang kini kita CLBK, kita tak tahu bagaimana sesungguhnya dirinya. Ia belum teruji. Bahkan kalaupun ia mengatakan ia tidak juga menikah hingga kini karena mencintai kita, itu bukan garansi dan jaminan yang dapat dipastikan. Maka janganlah kita tergoda melepaskan yang telah teruji cinta dan kesetiaannya demi seseorang yang belum jelas bagi kita.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan menjaga keluarga kita. Menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Menjadi pasangan penuh cinta di dunia, menjadi pasangan abadi di surga. [Muchlisin BK/Keluargacinta.com]
13 Comments
Comments are closed.