Selain ‘berhubungan’ melalui ‘belakang’ dan saat istri datang bulan, hal ini termasuk larangan yang balasannya sangat mengerikan. Jika hal pertama dan kedua banyak dipahami, satu hal terakhir ini begitu banyak diremehkan oleh kaum Muslimin. Banyak di antara mereka yang tak malu melakukannya, bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa, bukan sebagai sebuah larangan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Dikisahkan oleh sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat bersama para sahabat, lantas membalikkan badannya menghadap ke arah mereka.
“Berhati-hatilah terhadap tempat perkumpulan-tempat perkumpulan kalian! Adakah di antara kalian yang ‘mendatangi’ istrinya dengan menutup pintu dan melabuhkan gordinnya, tetapi kemudian keluar dan berkisah, ‘Aku telah berbuat begini dan begitu kepada istriku?’”
Saat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyampaikan kalimat tersebut, para sahabat hanya diam. Beliau lalu mendatangi jamaah wanita seraya berkata, “Apakah ada di antara kalian yang menceritakan jima’nya?”
Berselang jenak, ada seorang perempuan yang memukul-mukul lututnya dalam masa yang lama agar terdengar oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Ketika manusia paling mulia ini mendekat, wanita itu berkata jujur, “Demi Allah! Sesungguhnya para laki-laki menceritakan dan membanggakan hal itu dan kaum perempuan pun melakukannya.”
Inilah larangan yang harus dihindari. Para sahabat pernah melakukannya lantaran ketidaktahuan dan belum sampainya berita ini dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Setelah beliau menyampaikannya, mereka merupakan generasi pertama yang bergegas dalam meninggalkan dan tidak pernah mengulanginya lagi. Mereka adalah sebaik-baik generasi yang amat taat kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Sebagai pamungkas dalam hadits yang driwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Dawud, Imam Abi Syaibah, Imam al-Baihaqi, Imam Ibnu Sunni dan Imam al-Bazzar Rahimahumullahu Ta’ala ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berkata, “Tahukah kalian bahwa orang yang berbuat demikian sama seperti setan laki-laki dan setan perempuan yang bertemu di jalan kemudian melakukan jima’ dengan ditonton oleh banyak orang!”
Ya Allah, ampunilah kami jika pernah melakukan larangan ini. Jaga kami dari keinginan untuk menceritakan atau menyebarkan apa yang seharusnya ditutupi ini. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]