Seorang perempuan Quraisy mengisahkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tentang suaminya. Kata si wanita sebagaimana dikutip oleh Salim A. Fillah dalam Bahagianya Merayakan Cinta, “Suamiku seperti hawa di Tihamah; tidak panas, tidak dingin, tidak menakutkan, tapi juga tidak membosankan.”
Datar. Inilah tipe keenam dari 11 tipe laki-laki yang kurang layak dijadikan suami.
Saat istrinya bersemangat mengisahkan segala sesuatu tentang hari yang dijalani; anak-anak, rumah, tetangga, keluarga besar, atau bahkan urusan pekerjaannya, sang suami bersikap datar. Tidak ekspresif.
Biasa-biasa saja. Dia tidak pernah berpura-pura heboh, meski hanya berniat untuk membahagiakan istrinya. Tidak panas; karena menganggap bahwa cerita istri bukanlah sesuatu yang luar biasa. Hanya perkara kecil yang memang-bagi si suami-tak perlu dibesar-besarkan hingga tanggapannya pun biasa-biasa saja, padahal bagi sang istri merupakan sebuah masalah serius yang harus segera dikelarkan. Minimal, diperhatikan dengan serius jika memang tak kuasa memberikan solusi.
Dia juga tidak dingin. Padahal, dalam tahap-tahap tertentu, istri membutuhkan dinginnya sikap sang istri, terutama saat dia tengah dirundung nestapa. Saat ada begitu banyak tekanan hidup, istri butuh suami yang mampu berpikir dan bertindak dingin sebagai penawar bagi kecemasan di dalam diri seorang istri.
Namun, tipe laki-laki keenam ini perlu diprioritaskan karena memiliki dua kriteria selanjutnya; tidak menakutkan dan tidak membosankan.
Artinya, dia bisa menjadi sahabat yang baik dalam banyak kondisi, terutama ketika sang istri tengah mengerjakan kekeliruan. Dia hanya tersenyum dan tidak menyampaikan tanggapan yang berlebihan hingga istrinya merasa tenang.
Dia juga memiliki kepiawaian dalam mencairkan suasana hingga tidak membosankan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Pintar mencari solusi dan inovasi-inovasi berupa kejutan di dalam rumah tannga; baik untuk istri, anak-anak, atau anggota keluarga yang lainnya.
Jika suami Anda termasuk tipe ini, cermatilah. Syukuri kelebihannya dan bersabarlah terhadap kekurangan di dalam dirinya. Sebab tidak ada laki-laki yang sempurna, sebagaimana tiadanya wanita tanpa cela.
Berusahalah dengan sungguh-sungguh, agar dua keburukannya bisa lekas berganti dengan dominasi dua kabaikan setelahnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]