Salah satu ketidaklogisan yang mewabah di akhir zaman ini adalah ketakutan kepada kebaikan. Yang paling akut adalah takutnya seorang laki-laki atau perempuan untuk menikah. Dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, seorang laki-laki atau wanita benar-benar takut untuk menikah, padahal banyak orang yang benar-benar ingin menikah tapi belum bertemu dengan jodohnya.
Seorang laki-laki takut menikah karena urusan harta. Belum memiliki pekerjaan tetap, masih berprofesi sebagai karyawan kontrak, gaji masih di bawah rata-rata, belum memiliki rumah, kendaraan, dan sekian saldo tabungan, serta alasan lainnya.
Ketika dihadapkan pada syarat dari calon istri yang meminta mahar berupa angka rupiah, ketakutannya kian bertambah. Belum lagi tuntutan calon mertua yang tak jauh pula dari urusan uang dan harta. Semakin rumit. Ketakutan itu benar-benar menakutkan dan banyak yang mengalaminya.
Ada lagi yang takut karena minder. Bukan berasal dari keturunan berada. Bukan lulusan pendidikan tinggi. Bukan berasal dari keturunan ningrat. Dan lain sebagainya.
Mindernya semakin akut ketika kenalan yang diajukan berasal dari keturunan terhormat, pendidikannya tinggi dan bagus, serta memiliki sekian banyak prestasi di berbagai bidang.
Ada juga laki-laki yang merasa minder hingga benar-benar takut menikah karena tampangnya yang pas-pasan. Meski pernah dekat dan berkenalan dengan beberapa lawan jenis, ia mundur teratur ketika kembali melihat parasnya sendiri di hadapan cermin.
Seiring berajalannya waktu, ketika usianya kian bertambah, rasa minder karena wajah itu kian bertambah hingga ia benar-benar enggan melakukan pendekatan dengan lawan jenis dengan cara yang benar.
Akhirnya, banyak hal yang dijadikan alasan untuk menunda, padahal jika dibalik, alasan tersebut justru menjadi dalil ampuh untuk menyegerakan pernikahan.
Kepada siapa pun yang takut menikah atas alasan apa pun, sejatinya Anda tengah menabung saldo ketidakbaikan. Sebab menikah adalah ibadah. Siapa takut ibadah, maka ia takut dengan kebaikan.
Menikah juga sarana mendapatkan bahagia yang terbungkus dalam makna barakah. Maka siapa yang takut menikah, sejatinya ia tengah menimbun takut untuk bahagia. Apa yang didapatkan oleh Anda yang takut bahagia padahal terbuka peluang untuk menggapai bahagia dan kenikmatan jika menikah?
Semoga jodohnya dipermudah dan diberkahi ya. Aamiin.
Nikah enak kok.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]