Suami Anda akan marah ketika ada masalah berat yang menggelayut di dalam kehidupannya. Kondisi ini kerap didapati pada suami yang bekerja di luar rumah sebagai karyawan, pegawai negeri, atau profesi lainnya. Persoalan di dalam pekerjaan bisa amat mudah dibawa dan meledak di dalam rumah, meski pemicunya terbilang sederhana bahkan sepele.
Misalnya, tatkala suami sampai di rumah dalam kondisi tekanan pekerjaan, kemudian ada anak-anak yang belum mandi dan rumah berantakan, maka seorang suami sangat mudah tersulut emosinya. Begitu pun dengan makanan, alat mandi, atau kebutuhan lainnya yang belum siap.
Termasuk kondisi Anda, para istri, yang masih bau dan semrawut padahal suami amat membutuhkan ‘sentuhan’ secepatnya untuk meredakan gejolak stress di dalam dirinya.
Terkesan egois ya? Tapi begitula sifat laki-laki pada umumnya.
Yang keempat, suami Anda akan marah ketika ke-lelaki-annya merasa terancam. Saat suami Anda belum bekerja, usahanya sering gagal, kemudian ia mengandalkan hidup dari penghasilan Anda sebagai istri, percayalah bahwa suami tipe ini akan dengan mudah marah.
Sebab, bekerja dan menafkahi itu sifat dan tanggungjawab laki-laki sebagai kepala rumah tangga. Saat ia tak kuasa melakukannya, ada beban psikologis yang teramat berat.
Hal lainnya, ketika Anda sebagai istri mengambil keputusan dalam hidup dan rumah tangga Anda. Meskipun Anda lebih kompeten di bidang tersebut, tetaplah meminta pertimbangan kepada suami sebagai Kepala Sekolah di Madrasah Anda.
Ketika Anda melangkah sendiri, suami Anda akan serta-merta marah, meskipun ia memang tidak terlalu kompeten di bidang tersebut.
Mengapa? Karena ke-lelaki-an suami Anda sebagai pemimpin dan pengambil kebijakan serasa terancam. Padahal, Anda tidak bermaksud demikian. Hanya karena kondisional yang mungkin saja, saat itu suami sedang tidak berada di tempat.
Karenanya, senantiasalah berkomunikasi dengan suami Anda. Ketika ia belum mendapatkan pekerjaan, tetaplah menganggapnya sebagai pemimpin seraya membantunya mendapatkan pekerjaan yang layak agar ia bisa memenuhi kewajibannya dengan sebaik mungkin.
Bagilah wilayah-wilayah kerja. Agar ia tetap merasa menjadi lelaki sejati.
Sebab, sekali lagi, tatkala suami Anda merasa terancam ke-lelaki-annya, ia akan serta merta marah tanpa perlu alasan yang tepat. [Keluargacinta]