Syaikh Waki’ bin Al Jarrah rahimahullah memiliki kiat yang jika diterapkan dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami tidak akan pernah memarahi kepada istrinya dan seorang istri tidak akan pernah menyalahkan suaminya.
Bahkan, jika kiat dari guru Imam Syafi’i rahimahullah ini diterapkan, orangtua juga tidak akan pernah memarahi anak-anaknya.
Apa kiat Syaikh Waki’? Beliau senantiasa menjadikan setiap kejadian yang tidak menyenangkan sebagai sarana muhasabah, kaitannya dengan taqarrub ilallah. Kedekatannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lantas, ia berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan-Nya.
Pernah suatu hari Syaikh Waki’ keluar. Tiba-tiba seorang lelaki menghadangnya dan mencaci-maki. Padahal Syaikh Waki’ tidak mengenal orang tersebut, apalagi berbuat salah kepadanya.
Syaikh Waki’ membalas atau memarahi orang tersebut? Tidak. Syaikh Waki’ tidak menyalahkan orang itu, namun ia bermuhasabah. Introspeksi diri.
“Tidak terjadi sesuatu kecuali disebabkan karena dosaku atau dosa yang aku lakukan di masa lalu, atau dosa yang telah aku lupakan” kata Syaikh Waki’ kepada dirinya sendiri.
Lalu ia berkata kepada lelaki yang menghinanya itu, “Tambahkan terus cacian kepada Waki’ ini, karena engkau takkan melakukan hal itu kecuali karena dosaku.”
Syaikh Waki’ lantas beristighfar. Memohon ampun kepada Allah dan juga mendoakan orang yang mencacinya agar dijadikan lebih baik.
Masya Allah… indahnya. Urusan selesai tanpa berkepanjangan. Yang diperoleh juga hanya kebaikan karena istighfar dan perbaikan.
Bayangkan jika ini diterapkan dalam rumah tangga. Ketika suatu saat istri ngomel dan memarahi suami, misalnya. Kalau suami membalas marah dan menghukum istrinya, masalah bisa semakin runyam. Rumah tangga cekcok dan pertikaian tidak dapat dihindarkan.
Coba kalau seperti Syaikh Waki’. Sang suami mengatakan kepada dirinya sendiri, “Tidaklah istriku berani marah kepadaku kecuali karena dosaku.” Lalu suami pun beristighfar dan semakin mendekat kepada Allah. Masya Allah… ia tak jadi marah dengan istrinya. Justru ia memperbaiki diri.
Pun saat suami suatu saat berkata kasar sehingga istri merasa tersakiti. Kalau istri membalas dengan berkata kasar, bisa meletus “perang dunia ketiga.” Apalagi jika kondisi suami saat itu sedang lelah dari luar rumah.
Namun jika istri seperti Syaikh Waki’, bermuhasabah, “Tidaklah suamiku kasar kecuali karena dosaku.” Ia tidak akan marah kepada suaminya, justru semakin mendekat kepada Allah, memohon ampun dan memperbaiki diri. Masya Allah… indahnya. [Muchlisin BK/KeluargaCinta]