Dibutuhkan ilmu yang cukup untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. Dengan ilmu, semua bisa terarah dan berjalan semestinya. Ilmu juga membuat pasangan suami istri lebih bijak dan luwes dalam menyikapi banyak persoalan hidup yang datang silih berganti. Dengan berilmu, kebahagiaan menjadi jaminan bagi pemiliknya.
Dalam berumah tangga, ada beberapa kiat yang bisa diaplikasikan sehingga keharmonisan bisa digapai. Berikut kami sajikan kiat membangun keluarga harmonis dari buku Menikah Memuliakan Sunnah yang kami interpretasikan sendiri.
1. Cinta
Cinta adalah ketulusan yang harus ditumbuhkan dalam hati suami istri dan juga anggota keluarga lainnya. Cinta membuat suasana menjadi lebih bergairah dan hidup. Dengan cinta, hampa bisa menjadi semarak, dan semarak menjadi semakin bermakna.
Tentang cinta ini, keluarga kaum muslimin memiliki standar tersendiri. Cinta adalah keimanan. Maka ia pun harus dialamatkan kepada mereka yang seiman, bukan selainnya. Maka dalam tahap ini, ada sebuah nasihat amat berharga, “Nikahkan wanita diantara kalian dengan orang yang shalih. Jika mencintainya, ia akan berbuat baik kepadanya. Dan jika tak ada cinta antara keduanya, ia yang shalih tak mungkin menyakitinya.”
2. Hormat
Cinta yang tulus akan membuat pasangan saling menghormati. Hormat menjadi efek konsekuensi yang hanya bisa timbul lantaran cinta. Jika tak ada cinta, hormat mustahil ada. Jika pun terkesan hormat, sebab tak ada cinta, yang ada hanyalah sikap takut.
Seorang istri harus menghormati suaminya dengan taat dan pelayanan sesuai kemampuan terbaiknya. Ia menjaga harta dan kehormatan saat suaminya tengah bertugas keluar, mendoakan suaminya dengan tulus ikhlas dan menyejukkan pandangan suami ketika di rumah.
Suami pun harus berlaku demikian. Hormatnya adalah sayang. Hormat seorang suami adalah melakukan kerja-kerja cinta untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang imam. Tak bermalas diri, semangat menjemput karunia dan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik untuk istrinya.
3. Percaya
Cinta yang tulus, hormat yang ikhlas, salah satu buahnya adalah percaya. Kepercayaan antara pasangan amatlah penting. Ia bagai sebuah nadi ketika keduanya harus berada dalam tempat yang terpisah. Misalnya, karena suami memang harus bekerja di luar kota dan belum mendapatkan alternatif pekerjaan lain yang lebih dekat.
Kepercayaan seorang istri akan menguatkan suami dan membuatnya yakin serta bersemangat dalam mengupayakan yang terbaik. Kebalikannya, kecurigaan seorang istri adalah pangkal kekacauan dalam rumah tangga.
Begitupun dengan kepercayaan seorang suami kepada istrinya. Ia harus merasa yakin bahwa istrinya akan amanah saat dirinya tak ada di rumah.
4. Komitmen
Inilah puncaknya. Ketika cinta, hormat dan patuh, maka komitmen akan tumbuh dalam diri masing-masing pasangan. Komitmen bagi seorang suami ada dalam keyakinan dirinya yang hanya memberikan harta dan penghasilan yang halal dengan cara yang halal pula. Istri yang memiliki komitmen adalah mereka yang hanya menerima penghasilan dan uang yang halal dari suaminya.
Ketika suami tak rela memberikan harta yang haram, istri pun akan menjaga suaminya agar terus istiqamah dalam hal itu.
Maka komiitmen yang paling mendasar adalah bagaimana agar suami istri saling mendukung agar bisa semakin mengaplikasikan makna kecintaan keduanya kepada Allah Swt. Sehingga yang menjadi amalan keluarga bisa menjadi sarana untuk menyelamatkan anggotanya dari siksa api neraka. [Pirman]