“Abi, aku pengin dapat sepeda,” kata Hamzah saat melihat ada dua sepeda gunung di panggung Gebyar Milad ke-34 Yayasan Al Ibrah. Sepedanya saat ini sudah ‘kekecilan.’
“Berdoa ya. Minta kepada Allah.”
“Oke.” Ia pun kemudian berdoa.
Dahulu, para sahabat Nabi senantiasa berdoa dalam urusan apa pun. Kata Bunda Aisyah, bahkan dalam urusan tali sandal. Mereka pun mengajarkan kepada anak-anaknya untuk senantiasa berdoa. Bahkan saat butuh garam pun, kata Ibnu Rajab, mereka berdoa kepada Allah.
Ini yang ingin saya tiru. Ketika anak sakit, “Berdoa ya. Minta kesembuhan kepada Allah.”
Bukan berarti tidak ikhtiar. Namun, agar anak-anak yakin kesembuhan itu dari Allah dan hanya bergantung kepada-Nya. Alhamdulillah, sering kali sembuh sebelum ke dokter.
“Abi, HP-ku rusak. Ini pakai HP teman.” Sebuah pesan WhatsApp dari kakak pertama Hamzah yang sudah kuliah.
“Doakan abi dapat rezeki untuk beli HP ya.” Saat itu saya benar-benar tidak punya uang. Ada sih kalau untuk makan besok. Padahal HP bagi mahasiswa saat ini seperti kebutuhan primer. Banyak tugas yang tidak hanya dikirim dalam bentuk soft file tetapi juga harus diupload di media sosial.
Alhamdulillah keesokan harinya ada orang baik yang memberi hadiah HP baru.
Pernah juga HP istri rusak. Lalu saya ikut Webinar UMKM Jatim Bangkit DPW PKS Jawa Timur yang doorprize-nya HP. Seisi rumah berdoa. Alhamdulillah, benar-benar dapat HP.
Kembali ke lokasi Gebyar Milad Al-Ibrah. Sepeda pertama diundi oleh Kepala Dinas Pendidikan usai sambutan. Yang dapat bukan Hamzah.
Sepeda kedua diundi terakhir-terakhir, sekira pukul 10.30 WIB. Setengah jam sebelumnya, Hamzah sudah naik ke panggung bersama teman-temannya. Saya melihatnya sempat mengelus sepeda tersebut. Ketika nomor yang mendapat doorprize sepeda dibacakan, ia menyimak baik-baik.
“Bukan Hamzah, Bi.” Katanya usai turun panggung.
“Nggak apa-apa, yang penting kamu sudah berdoa.” Ini saat yang tepat untuk menjelaskan, karena momennya sangat relevan. Golden moment, istilahnya.
Baca juga: Menikah Itu Ibadah
“Doa Hamzah tidak terkabul.”
“Doamu dikabulkan dalam bentuk yang berbeda. Atau menjadi tabungan di akhirat nanti. Untuk saat ini, mungkin banyak anak-anak lain yang berdoa dengan doa yang sama. Dan mungkin mereka lebih membutuhkan sepeda itu sehingga Allah memberikannya kepada mereka.” [Muchlisin BK/KeluargaCinta]