Ada beberapa jenis sakit mata yang perlu diwaspadai karena bisa menular melalui kontak langsung antara individu. Selain itu, kondisi ini seringkali menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti mata yang memerah, rasa gatal, nyeri, bahkan masalah dengan penglihatan.
Sakit mata dapat diartikan sebagai rasa tidak nyaman yang muncul di area mata, baik pada satu sisi maupun kedua-duanya. Penderita sering kali merasakan sensasi seperti ada benda asing yang mengganggu di dalam mata, disertai dengan rasa gatal, perih, dan produksi air mata yang berlebih.
Untuk sakit mata ringan, penggunaan obat tetes mata biasanya sudah cukup untuk mengatasinya. Namun, terdapat pula beberapa jenis gangguan mata yang membutuhkan penanganan lebih intensif.
Selain kondisi mata yang tidak terlalu berat, ada penyakit mata tertentu yang dapat menular dan berpotensi merusak penglihatan. Kondisi seperti ini tentu memerlukan perawatan medis yang lebih mendalam. Beberapa jenis sakit mata yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Herpes Zoster Oftalmikus
Herpes zoster oftalmikus merupakan salah satu jenis masalah mata yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang juga berperan dalam munculnya cacar ular. Kondisi ini dapat muncul pada individu yang pernah terinfeksi cacar air saat masa kanak-kanak.
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus ini antara lain mata yang memerah, rasa sakit yang hebat di sekitar mata atau salah satu mata, pembengkakan pada kelopak mata, serta terkadang ruam kemerahan yang menyebar hingga ke ujung hidung.
Selain itu, penderita juga dapat mengalami peningkatan sensitivitas terhadap cahaya. Karena potensi komplikasi serius, seperti neuritis optik, herpes zoster oftalmikus membutuhkan penanganan segera.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai, seperti obat antivirus, antibiotik, atau kortikosteroid topikal.
2. Keratitis Herpes Simpleks
Keratitis herpes simpleks merupakan salah satu jenis sakit mata yang perlu diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1, yang menyerang kornea mata dan mengakibatkan pembengkakan serta kabut pada kornea. Virus ini adalah penyebab yang sama dengan yang menimbulkan luka herpes pada mulut dan bibir.
Beberapa gejala yang umum terjadi pada kondisi ini antara lain mata yang memerah, rasa sakit di mata atau di sekitar mata, keluarnya air mata secara berlebihan, sensasi tidak nyaman seperti ada pasir atau benda asing di mata, serta rasa perih saat terpapar cahaya terang.
Penanganan untuk keratitis herpes simpleks dapat dilakukan dengan obat oles yang diterapkan pada kelopak mata, obat antivirus yang diminum, atau obat tetes mata kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
3. Konjungtivitis Oleh Bakteri dan Virus
Konjungtivitis, yang juga dikenal dengan sebutan pink eye, adalah peradangan pada konjungtiva, yaitu jaringan tipis yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain alergi terhadap debu, iritasi akibat produk perawatan kulit atau sabun, serta polusi udara.
Gejala yang sering muncul pada konjungtivitis meliputi mata yang lebih berair dari biasanya, area putih mata yang menjadi merah, rasa gatal atau perih pada mata, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, serta penglihatan yang menjadi kabur atau buram.
4. Konjungtivitis Klamidia
Klamidia tidak hanya dapat menginfeksi area genital, tetapi juga dapat menyerang mata, yang dikenal sebagai konjungtivitis klamidia. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis yang menyerang mata. Penyakit ini umumnya menular ketika seseorang mengucek mata dengan tangan yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
Gejala yang muncul akibat infeksi ini antara lain mata yang memerah, iritasi pada mata, pembengkakan kelopak mata, keluarnya cairan dari mata, pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar mata, serta penurunan penglihatan.
Itulah jenis sakit mata yang perlu diwaspadai. Segera temui dokter jika gejala dari masalah mata tersebut muncul. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab yang mendasari kondisi tersebut.