Kesehatan

Bahaya Kapur Barus Untuk Kesehatan dan Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaannya

bahaya kapur barus untuk kesehatan

Bahaya kapur barus untuk kesehatan bisa terjadi jika tertelan maupun terhirup dalam jumlah banyak. Efek sampingnya bervariasi, seperti iritasi pada kulit dan mata, rasa mual, gangguan pada sistem pernapasan, bahkan berisiko menyebabkan kematian.

Kapur barus, yang juga dikenal sebagai kamper, umumnya digunakan untuk mengusir serangga seperti kecoak dan ngengat, serta mencegah bau apek di dalam lemari. Bahan utamanya berasal dari terpenoid, senyawa yang ditemukan pada kulit dan batang pohon kamper.

Saat ini, sebagian besar kapur barus tidak lagi diproduksi dari pohon kamper, melainkan berasal dari pengolahan minyak bumi atau batu bara yang dikenal dengan nama naftalena. Senyawa inilah yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan apabila tertelan atau terhirup.

Bahaya Kapur Barus Untuk Kesehatan

Kapur barus dapat terbuat dari naftalena atau paradichlorobenzene, yang keduanya sangat berbahaya bagi tubuh manusia jika tertelan atau terhirup dalam jumlah berlebih. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh kapur barus:

1. Iritasi Hidung dan Mata

Paparan berlebihan terhadap bahan kimia dalam kapur barus dapat menimbulkan iritasi pada hidung dan mata. Hal ini terjadi sebagai reaksi tubuh terhadap gas naftalena yang terhirup.

2. Iritasi kulit

Bagi individu dengan kulit sensitif terhadap bahan kimia dalam kapur barus, kontak langsung bisa menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit. Selain itu, orang yang sedang mengalami luka pada kulit juga sebaiknya menghindari kontak dengan kapur barus, karena dapat memperburuk kondisi kulit tersebut.

3. Pusing dan Mual

Selain menimbulkan iritasi, bahaya kapur barus untuk kesehatan juga dapat menyebabkan pusing dan mual jika terhirup. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan kimia berbahaya serta bau kuat yang dikeluarkan oleh kapur barus.

4. Anemia Hemolitik

Paparan naftalena dalam jumlah berlebihan dapat merusak sel darah merah, yang dikenal dengan istilah anemia hemolitik. Gejala yang mungkin muncul akibat dampak kapur barus ini antara lain kelelahan, mual, muntah, diare, serta perubahan warna kulit menjadi pucat atau kekuningan.

5. Kematian

Kapur barus dapat berisiko menyebabkan kematian jika tertelan. Baik yang terbuat dari terpenoid maupun naftalena, kedua jenis kapur barus ini dapat memberikan dampak yang serupa bagi tubuh jika tertelan.

6. Kejang

Jika kapur barus tertelan, salah satu bahaya yang bisa timbul adalah kejang. Gejala ini biasanya mulai muncul dalam waktu sekitar 90 menit setelah konsumsi kapur barus.

Kejang yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dalam kapur barus dapat mengancam kesehatan dan memerlukan penanganan medis segera. Semakin lama penanganan ditunda, semakin besar kemungkinan komplikasi serius yang dapat terjadi.

Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Kapur Barus

Meskipun kapur barus memiliki sejumlah bahaya, produk ini masih dapat digunakan dengan aman jika mengikuti prosedur yang tepat. Kapur barus biasanya berbentuk bulat dengan warna mencolok, yang sering kali disalahartikan sebagai permen. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan beberapa hal sebelum menggunakannya di rumah.

Pastikan kapur barus disimpan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak, serta hindari meletakkannya di lemari, kamar tidur, atau kamar mandi yang digunakan oleh anak-anak. Jika digunakan di lemari pakaian, pastikan kapur barus tidak bersentuhan langsung dengan kain.

Di kamar mandi, sebaiknya letakkan kapur barus di tempat yang tinggi dan pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik. Jangan menempatkan kapur barus di ruang tertutup tanpa ventilasi, karena gas yang terlepas dari kapur barus bisa terperangkap di dalamnya.

Selain itu, hindari penggunaannya di luar ruangan karena bisa mencemari tanah dan air. Terakhir, sebaiknya hindari penggunaan kapur barus jika ada anggota keluarga yang memiliki kelainan darah genetik.