Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan tak selalu berjalan mulus sesuai dengan kehendak kita. Inilah yang menjadi salah satu alasan penting, mengapa kita harus bergantung kepada Allah Swt semata. Karena hanya dengan itulah, kita akan terus bahagia dan bijak dalam menjalani kejadian-kejadian di luar logika atau kehendak kita.
Apalagi, banyak hal yang memengaruhi kehidupan keluarga kita yang asalnya dari pihak luar dan tidak bisa kita kendalikan. Ada banyak pihak yang berwenang, dimana kebijakannya memiliki andil yang cukup besar dalam kehidupan kita sebagai individu maupun keluarga.
Baru-baru ini, pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi (18/11/2014). Karenanya, hampir semua harga kebutuhan pokok pun mengalami lonjakan kenaikan harga. Bagi sebagian besar keuarga di negeri ini-yang masih berada dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah-kebijakan ini memiliki dampak yang amat serius.
Oleh karenanya, harus ada tindakan aplikatif terkait pengelolaan anggaran keuangan keluarga guna menyikapi kenaikan harga BBM tersebut.
Allah Di Atas Segalanya
Keyakinan ini amat penting untuk terus dipupuk dalam diri masing-masing individu. Allah Swt mustahil menelantarkan hamba-hamba-Nya. Dia sudah mengatur kehidupan ini dengan sebaik mungkin. Seburuk apa pun pihak lain menimpakan suatu akibat kepada kita, Allah Swt tidak mungki menzhalimi siapa yang taat kepada-Nya.
Ketika keyakinan ini telah mengalir dalam setiap aliran darah dan helaan nafas, maka seburuk apa pun kejadiannya, seseorang akan tetap bersikap tenang dalam mengambil setiap keputusan atau tindakan.
Sunnah Nabi, Suburkanlah
Teladan Rasulullah Saw adalah yang terbaik. Dalam berkeluarga, meski seorang Kepala Negara, nafas kehidupan beliau adalah kesederhanaan.
Pernah suatu ketika, dapur beliau tak mengepul selama tiga hari. Beliau dan keluarganya hanya mengonsumsi kurma dan roti kering. Dalam kesempatan yang lain, saat pulang dari masjid dan tidak ada makanan di rumahnya, dengan rela hati beliau berniat dan menjalankan puasa sunnah.
Beliau juga menganjurkan umatnya untuk istiqamah menjalankan puasa sunnah Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Daud, dan banyak lagi yang lainnya.
Yang amat penting untuk diluruskan, sunnah-sunnah ini sama sekali bukan hanya berlaku saat keadaan seperti ini, namun harus diupayakan keberlangsungan dan keistiqamahannya di sepanjang episode kehidupan.
Apalagi pelaku sunnah akan diganjar dengan pahala yang besar, kemudian ditempatkan dengan Rasulullah Saw di dalam surga-Nya.
Perbanyak Pintu Ikhtiar
Allah Swt memberikan kita karunia otak untuk berpikir. Dari pikiran pula, kita bisa melakukan banyak rencana untuk penghidupan keluarga. Optimalkan itu, agar kemakmuran yang dijanjikan oleh Allah Swt kepada orang beriman terwujud. Apalagi, harta yang paling bermanfaat adalah kekayaan yang berada di tangan orang shaleh.
Bukalah sebanyak mungkin peluang datangnya rezeki. Baik berupa berjualan online/offline, bekerja part time, investasi, dan aneka jenis peluang wirausaha lainnya.
Lakukan dengan profesional, dan tunggulah hasilnya. Sebab, Allah Swt akan memberikan hasil sesuai dengan usaha yang dilakukan hamba-Nya.
Pangkas Kesia-siaan
Barangkali keluarga kita termasuk kalangan yang konsumtif. Oleh karenanya, penting untuk dipetakan: kebutuhan wajib, sekunder dan mewah. Atur dengan baik, petakan anggaranya dan upayakan ketercapaiannya.
Untuk yang wajib, tidak ada toleransi. Harus dipenuhi. Bagi kebutuhan sekunder, bisa ditnjau ulang. Jika sedikit manfaatnya, segeralah eliminasi. Tidak usah ragu. Sedangkan terkait kebutuhan tersier, sebaiknya ditinggalkan jika hanya membuat keluarga kita semakin jauh dari Allah Swt.
Berlakulah jujur dalam hal ini. Sebab kita yang paling mengetahui mana yang dibutuhkan oleh diri.
Terakhir, yang tak boleh dilupakan, “Iringi kenaikan BBM dengan naiknya keimanan dan kedekatan kita kepada Allah Swt.” Itulah pangkal kesuksesan dunia dan akhirat. [Pirman]