Ada banyak ilmu yang harus dipelajari oleh mereka yang telah berumah tangga. Ada banyak pengetahuan yang kudu dikuasai oleh pasangan suami istri. Adanya ilmu adalah sarana yang bisa menentukan bahagia atau tidaknya sebuah ikatan pernikahan.
Pernikahan adalah awal. Banyak sekali hal baru di dalamnya. Sebab itu, ada proses perkenalan panjang yang harus dilakukan oleh seseorang kepada pasangan sahnya itu.
Mengenali pasangan adalah pintu untuk saling memahami dan berlanjut pada tolong menolong atas dasar kasih sayang dan cinta. Dari baiknya pengenalan seseorang kepada pasangannya itulah kelak yang membuat rumah tangga serasa serambi surga.
Beruntungnya, dalam ajaran Islam yang mulia, ada sekian banyak panduan bagi suami istri untuk menggapai pernikahan penuh kegembiraan yang dibahasakan dengan berkah. Ialah sebuah rumah tangga sakinah penuh ketenangan, mawadah sarat cinta, dan rahmah yang bertabur kasih sayang.
Ada kerja panjang untuk wujudkan ini. Ada usaha berat untuk menggapainya. Pun, harus diiringi kesungguhan dengan harga yang tak murah untuk mendapatkannya.
Karenanya pula, dalam pernikahan ada pahala yang agung. Sebab ianya termasuk hidupkan sunnah, sebab ianya butuh pengorbanan yang tak ringan.
Di antara panduan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam hal ini adalah larangan bagi para istri untuk tidak sembarangan bercerita kepada suaminya. Sebab, salah cerita bisa berakibat fatal berupa perselingkuhan maupun perceraian.
Apakah hal yang dilarang oleh Nabi untuk diceritakan kepada suami?
Disebutkan dalam kitab Shahih Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Seorang perempuan tidak boleh menggambarkan sifat perempuan lain kepada suaminya,” pungkas Nabi, “hingga seolah-olah suaminya melihatnya.”
Inilah larangan itu. Inilah hal yang kini dianggap remeh oleh para muslimah istri kaum muslimin. Padahal, dari sinilah setan bermain untuk keruhkan hubungan antara suami dan istri. Dan, dari sinilah bermula perselisihan rumah tangga yang ujungnya perceraian.
Ironisnya, istri masa kini bukan hanya menceritakan sifat wanita lain. Bahkan, sengaja atau tidak, mereka telah memberi izin kepada suaminya untuk menyaksikan fisik wanita lain.
Baik melalui tontonan sinetron dengan bintang film yang berpakaian apa adanya, biduan dangdut dengan dandanan mengundang syahwat, hingga mengajak suami jalan-jalan sesering mungkin ke pusat perbelanjaan yang terdapat banyak wanita mempertontonkan auratnya.
Wahai para istri, bantulah suamimu untuk menundukkan pandangannya. Bantulah, sebab dia imammu. Sebab melaluinya terdapat keselamatanmu. [Pirman]
17 Comments
Comments are closed.