Menikahlah, di dalamnya ada sunnah dan cinta. Sunnah adalah mulia dan keutamaan yang kelak menyelamatkan pelakunya dalam mahkamah akhirat. Sedangkan cinta, adalah sebentuk kerja agar ia yang dicintai semakin baik dari hari ke hari.
Menikahlah, sebab agama akan sempurna karenanya. Maka karena separuh itu, jangan lepaskan takwa saat belum, ketika dan selepas menikah. Karenanya pula, hanya dengan iman dan takwa itulah, pernikahan yang anda jalin akan bermuara surga setelah sebelumnya sakinah, mawaddah dan penuh rahmah di dunia ini.
Menikahlah, dengan ia yang mencintai penciptanya. Tak perlu cantik, jika ia hanya mengesalkan akhlaknya. Tak perlu pula kaya, jika buruk perangainya. Tak usah juga berjabatan, jika tak kuasa menundukkan pandangan dan nafsumu. Maka, cukuplah shalehah untukmu; yang baik agama dan akhlaknya. Ialah sebaik-baik perhiasan di muka bumi ini.
Jika anda menikah, ketahuilah bahwa ada amanah agung; sebuah perjanjian yang berat. Ialah perjanjian yang kau ambil; bahwa istri adalah makmum yang akan senantiasa kausertakan dalam hidup, serta kauselamatkan hingga ke surga. Maka baik ataupun buruknya istri, adalah tanggungjawab yang harus kaupikul sebagai seorang suami.
Jika anda menikah, di dalamnya ada keutamaan ibadah. Jika ada perbuatan yang sebelumnya diharamkan, selepas menikah menjadi sebuah anjuran, halal, dan penuh kenikmatan. Di dalam sentuhan yang tadinya dilarang, di sana ada penggugur dosa, penunduk nafsu, dan pengobar cinta antara suami-istri.
Jika anda menikah, kehidupan yang awalnya tak tentu arah, karena ada kawan sejati yang senantiasa mengingatkan, insya Allah ada keteraturan yang menginspirasi. Setelah itu, sebab cinta yang semakin bertumbuh, anda akan berpikir tentang persembahan terbaik untuk ia yang dicintai.
Apakah anda sudah maksimal berikan nafkah dan kewajiban lainnya? Kapankah pasangan anda mendapatkan apa yang diimpikannya? Bilakah kalian memiliki kendaraan dan tempat berteduh agar hidup semakin bertumbuh? Bukankah berhaji dan umrah bersama adalah keutamaan jika mampu tuk diupayakan?
Maka, dengan rencana-rencana itu, hidup anda akan kian bergairah. Ada tujuan, impian, rencana kerja, dan cita-cita bersama dengan ia yang anda cintai.
Lantas, apa yang membuatmu enggan dan berlama-lama? Sudah luruskan niatmu? Sudah maksimalkah upaya pelayakan diri? Sudahkan doa-doa khusyuk kaupanjatkan di sepanjang masa?
Apakah dilayani saat makan dengan setulus cinta tak mampu menggantikan pelayanan ibu warung yang orientasi utamanya materi? Apakah kehangatan penerimaan, senyum cerah, dan perlakuan-perlakuan cinta lainnya tak cukup menarik hatimu untuk bersegera?
Bukankah, jika pun semua keindahan takkaudapati selepas menikah, apakah janji Nabi juga tak menarik hatimu? Bahwa menikah adalah sunnah Nabi; siapa yang mencintai Nabi, maka ia melaksanakan sunnahnya. Siapa yang melaksanakan sunnahnya, maka ia bersama Nabi, kelak di surga-Nya.
Maka, jika anda menikah, percayalah; aka ada wanita cantik budi dan wangi pesonanya yang senantiasa bertanya, “Mas, mau makan apa?” Atau, “Mas, kubikinin kopi ya?” Aduhai… [Pirman]
6 Comments
Comments are closed.