Ada yang perlu dipelajari dari cara komunikasi dengan pasangan kita. Pasalnya, teori komunikasi tercanggih pun bukan jaminan; sebab masing-masing individu memiliki kekhasannya masing-masing. Di sinilah pentingnya kesabaran berkepanjangan, agar proses pembelajaran komunikasi berjalan dengan amat menyenangkan. Meskipun, hal ini bukanlah perkara yang mudah.
Sebab, salah paham bisa berakibat fatal. Bahkan, ketika seorang pasangan salah memahami maksud pasangannya, akibatnya akan dirasakan oleh fisik; baik sekadar pingsan hingga sakit. Berikut salah satu contoh yang kami dapati dalam kehidupan sehari-hari.
Sebut saja namanya Asri. Sudah lama menikah, dikaruniai anak juga. Dalam pandangan sang istri, cinta suaminya telah berkurang. Karenanya, ia mencari beragam cara agar cinta suaminya kembali seperti semula, bahkan jika perlu bertambah berkali-kali lipat.
Atas ijtihadnya sendiri, logika sang istri berkata demikian, “Kamu gendut. Harus diet. Sebab laki-laki memiliki kecintaan kepada keindahan badan. Dengan diet, olah raga yang teratur, dan menjadi seksi; maka suami akan semakin mencintaimu.”
Maka hari-hari setelah ijtihadnya itu, sang istri mengatur pola makan yang ekstrim, bahkan sering tidak makan. Di waktu bersamaan, ia juga melakukan oleh raga dengan intensitas yang tinggi; bergabung dengan kelompok senam, yoga, dan lain sebagainya.
Terus begitu, hingga fisiknya memaksa berhenti. Ketika ia tengah melakukan olah raga dalam keadaan perut kosong selama beberapa hari, sang istri pun pingsan. Dan, dibawalah ia ke rumah sakit. Dirawat berhari-hari.
Sang istri baru menyadari kesalahan prasangkanya setelah dirawat di rumah sakit. Dalam kesempatan berdua, sang suami melemparkan tanya, “Dik, kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini aneh. Jarang makan, olah raga berlebih, hingga pingsan dan dirawat di rumah sakit.”
“Bukannya Abang menginginkan aku menjadi seksi?” tanya sang istri tanpa merasa bersalah.
“Emang Abang pernah bilang begitu?” tanya balik sang suami.
Dan, keduanya terdiam beberapa detik. Hingga, sang suami mencairkan suasana dengan sampaikan tanya, “Dik, tahu gak, kenapa Aku sayang dan memilihmu menjadi istriku?”
“Enggak,” jawab sang istri singkat.
“Aku tuh sayang dan memilihmu karena kamu gemuk.”
Pasalnya, sejak awal dinikahi, sang istri memang gendut. Dan, jawaban sang suami juga jujur. Fakta ini, benar-benar terjadi karena kesalahan komunikasi keduanya.
Jadi, lain kali, komunikasikan dulu ya… [Pirman]