Bahagianya kamu Muslimin generasi awal Islam. Saat hadapi sebuah masalah, mereka bisa langsung mendatangi Nabi untuk menanyakan solusinya. Seperti seorang sahabat wanita Nabi bernama Khaulah binti Hakim yang bertamu dengan penampilan acak-acakan, kotor, dan kumal.
Apakah masalah yang hendak beliau keluhkan?
Khaulah binti Hakim adalah istri dari ‘Utsman bin Mad’un. Sesampainya di rumah Nabi, istri-istri beliau pun bertanya, “Apakah yang terjadi denganmu? Kamu kenapa?” Rupanya, muslimah salehah ini hendak mengadukan suaminya.
“Malam hari,” ucap Khaulah, “suamiku shalat semalaman. Sedangkan siang harinya, ia senantiasa berpuasa.”
Tak mau gegabah, para istri Nabi pun mengadukan persoalan itu kepada suaminya. Karenanya, Nabi pun mendatangi ‘Utsman bin Mad’un untuk melakukan klarifikasi dan memberikan petunjuk terkait interaksi yang benar dalam hubungan suami-istri.
Setelah mengetahui duduk perkaranya, Nabi bertanya retoris, “Bukankah kewajibanmu untuk menjadikan aku sebagai teladan?”
“Ya,” terang ‘Utsman, “Allah telah menjadikan aku sebagai pembelamu.”
Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada sahabatnya itu, “Sesungguhnya kerahiban tidak diwajibkan atas kita. Bukankah kewajibanmu menjadikanku sebagai teladan? Demi Allah, bahwa orang yang paling takut dan paling memelihara pada ketentuan-ketentuan-Nya adalah aku.”
Nabi yang mulia hendak menegaskan, bahwa seorang istri memiliki hak atas suaminya. Dan, seorang suami harus menunaikan kewajibannya kepada sang istri berupa pemenuhan kebutuhan lahir, batin, dan biologis.
Atas dasar itulah, Nabi menegur sahabatnya yang menghabiskan malam dalam shalat dan siangnya berpuasa. Sebab, ada hak bagi seorang istri di malam hari berupa pemberian ketenangan, kenyamanan, dan pemenuhan kebutuhan biologis. Begitu juga di siang hari, ada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh suami kepada istrinya, baik berupa mengupayakan nafkah, menemaninya bercanda, atau hal-hal lain yang diperintahkan.
Barangkali, apa yang terjadi di zaman Nabi ini tidak lagi dijumpai di zaman kita terkait detail kisahnya. Namun, tentang substansi kisahnya, barangkali yang dilakukan oleh suami-suami zaman sekarang ini lebih zalim.
Pasalnya, jika dahulu para sahabat menggunakan waktunya untuk beribadah terus menerus hingga abaikan istrinya, suami-suami masa kini justru enggan beribadah, tapi tenggelam dalam tontonan-tontonan dan permainan-permainan yang melenakkan jiwa.
Maka selepas ditegur oleh Nabi, ‘Utsman bin Mad’un pun menunaikan haknya dengan baik sebagai seorang suami. Hasilnya, sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Muhammad ‘Ali Hasyimi dalam Membentuk Kepribadian Muslim Ideal, “Setelah kejadian itu, Khaulah pun datang dengan penampilan yang cantik dan wangi.” [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.