Tidaklah Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam memberikan pahala yang agung bagi orang yang menikah, melainkan karena di dalam rumah tangga terdapat ujian yang amat berat. Baik ujian dari dalam diri, pasangan dan anggota keluarga, atau dari pihak luar.
Selingkuh yang kini semakin marak didapati bukanlah proses instan. Ada rangkaian yang amat panjang hingga terjadi hubungan yang maknanya pengkhianatan terhadap diri, pasangan, Rasulullah dan Allah Ta’ala.
Disadari atau tidak, perselingkuhan banyak dimulai dari sesuatu yang dianggap remeh oleh sebagian kita. Ada begitu banyak yang menganggap perkara ini amat kecil hingga tak layak dikhawatirkan. Sebagian lainnya justru menganggap hal ini sebagai ‘cuci mata’, ‘refreshing’, ‘selingan’, dan gelar lainnya yang terkesan baik.
Padahal, hal ini merupakan perkara yang sangat besar dan menjadi pemicu utama bagi lahirnya perselingkuhan.
Saking besarnya, Allah Ta’ala memerintahkan di dalam al-Qur’an al-Karim agar orang beriman dari kalangan laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan. Ianya lebih dekat kepada pensucian diri dan penjaga dari musibah yang lebih besar berupa perzinaan anggota tubuh melalui pegangan dan pertemuan atau perzinaan berupa bertemunya ‘barang’ masing-masing dalam jima’.
Imam Ibnu Muqaffa’ rahimahullah sebagaimana termaktub di dalam al-Adab al-Kabir yang dikutip oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin juga menjelaskan soalan ini dengan sangat jelas.
“Segala kelebihan para wanita itu, yang sebenarnya belum diketahui, namun tampak indah dan disukai (oleh laki-laki lain) adalah batil dan merupakan tipu daya. Padahal, sebenarnya banyak hal yang tidak disukai oleh si penyuka (yang) terdapat di dalam diri istrinya jauh lebih baik dari apa yang dia sukai dari wanita itu.”
Sebelum menikah, seorang laki-laki berimajinasi bahwa wanita dengan postur demikian dan demikian sangatlah menarik dan tidak membosankan untuk dinikmati. Kemudian dia mengerahkan seluruh kemampuan untuk mendapatkan wanita dengan kriteria tersebut hingga dinikahi.
Setelah menikah, karena niat dan orientasinya yang keliru, rupanya wanita dengan kriteria seperti itu, rasanya hanya seperti itu. Alhasil, golongan ini akan kehausan dan kelaparan hingga berdampak buruk pada hobi melirik wanita lain, bahkan mengupayakan segala hal haram demi memuaskan syahwatnya.
Semoga Allah Ta’ala menjaga mata kita dari yang haram. Semoga Allah Ta’ala menjaga rumah tangga kita dari dahsyat dan pedihnya perselingkuhan. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
3 Comments
Comments are closed.