Ada kalanya seseorang mimpi sesuatu yang tidak ia suka. Misalnya mimpi menakutkan atau mimpi begituan. Eh, nggak salah? Masa mimpi begituan nggak suka.
Ya, meskipun jumlahnya tidak banyak, ada orang yang tidak suka mimpi begituan. Ia tidak suka mimpi yang membuatnya wajib mandi junub. Buktinya, hal itu dibahas oleh sebagian ulama. Misalnya dalam kitab Qurrotul Uyun.
Syaikh Ibnu Yamun mendahului pembahasannya dengan membagi mimpi begituan menjadi tiga kemungkinan. Pertama, ia merupakan karamah. Kedua, ia merupakan uqubah. Ketiga, ia merupakan nikmat.
Sebagai nikmat, ia sudah jelas. Lalu bagaimana mimpi itu bisa menjadi karamah atau uqubah? Mimpi tersebut bisa menjadi karamah (kemuliaan) karena melalui mimpi seseorang mendapatkan kesenangan tanpa hukuman.
Mimpi itu bisa menjadi uqubah (hukuman) jika di dalam mimpi itu ia melihat yang tidak halal lalu terbawa terbayang-bayang dalam kehidupan nyata. Jika sering terjadi, mimpi itu sangat besar kemungkinannya merupakan permainan syetan. Faktor terakhir inilah yang membuat sebagian orang tidak suka jika mimpi begituan.
Lalu, bagaimana agar tidak mimpi begituan? Syaikh Ibnu Yamun menuliskan bacaan yang perlu dibaca sebelum tidur.
Doa Agar Tidak Mimpi Begituan
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْاِحْتِلاَمِ، وَاَعُوْذُبِكَ اَنْ يَلْعَبَ الشَّيْطَانُ بِى فِى الْيَقَظَةِ وَالْمَنَامِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari mimpi begituan dan aku berlindung kepada-Mu dari permainan syetan atas diriku di kala terjaga dan tertidur.
Menurut Syaikh Ibnu Yamun, doa ini dibaca tiga kali.
Membaca Ayat Kursi
Setelah membaca doa tersebut, lantas membaca Ayat Kursi. Yaitu Surat Al Baqarah ayat 255:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Baca juga: Dayuts
Dua Ayat Terakhir Al Baqarah
Terakhir, membaca dua ayat terakhir dari Surat Al Baqarah. Yaitu ayat 285-286:
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Tiga bacaan itulah yang Syaikh Ibnu Yamun tulis dalam Qurratul ‘Uyun bisyarh Nazham Ibnu Yamun. Wallahu a’lam bish shawab. []