Wanita ini bingung bukan kepalang. Ia mengalami kejadian besar dalam mahligai rumah tangganya. Sebuah kejadian yang bahkan tak pernah terpikirkan sebelumnya, sedikit atau sejenak-lintas pun. Kejadian yang benar-benar membuat dirinya tertekan. Suaminya, diam-diam poligami.
Jika Anda mengalami ini dalam kehidupan rumah tangga, ada beberapa hal yang penting kita diskusikan. Jangan lihat penulis sebagai laki-laki yang selalu mendukung poligami, tapi lihatlah ini sebagai bagian dari sudut pandang yang perlu dicoba, agar derita Anda tak terasa semakin parah.
Mula-mula, sadarilah hal ini sebagai bagian dari takdir yang mustahil dihindari. Sejauh apa pun Anda menghindar, jika bagian takdir, sesuatu itu pasti Anda alami. Bagaimanapun kisah dan jalannya, takdir pasti Anda rasakan. Siap atau tidak. Suka atau benci. Mau atau menolak. Takdir itu Kuasa Allah Ta’ala yang sama sekali tak membutuhkan persetujuan Anda.
Jika Anda berhasil memahami makna takdir ini dengan baik, ke depannya akan lebih mudah. Insya Allah.
Cobalah berpikir dengan jernih. Posisikan poligami sebagaimana dicontohkan oleh manusia paling agung sepanjang masa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Poligami tidak mensyaratkan kepada seorang laki-laki untuk meminta izin kepada istri pertamanya. Izin seorang suami kepada istri pertama hanya berada dalam wilayah akhlak, kepatutan dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap sah atau batalnya pernikahan kedua, poligami.
Jadi, tidak setujunya Anda hanya akan mengacaukan diri sendiri, sebab saat hendak melangkah, suami Anda dan istri barunya sudah bersiap diri dengan respons yang akan Anda berikan.
Setelah itu, cobalah melihat ke dalam diri. Bagaimana terkait penampilan, pelayanan, kepatuhan, dan semua yang Anda lakukan kepada suami dalam makna kewajiban. Adakah semuanya tertunai dengan baik atau banyak lalai karena satu dan lain hal?
Sebab pasti tidak sempurna, jadikan ini sebagai pelecut agar ke depan, Anda lebih baik dalam penilaian Allah Ta’ala dalam sebagai seorang hamba.
Yang paling penting ialah berlaku sabar dan syukur. Sabar itu, awalnya pasti pahit. Tapi ingat, akhirnya pasti manis. Nabi sudah menjaminnya. Tiada satu pun jaminan dari Nabi, kecuali pasti terbukti. Dengan sabar, Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan, kekuatan, dan keberkahan dalam rumah tangga yang Anda jalani.
Lalu bersyukurlah bahwa Allah Ta’ala menyediakan arena pembelajaran yang lebih dahsyat dalam kehidupan poligami. Ada begitu banyak hal-hal yang perlu dipelajari, dan tidak semua muslimah mengalaminya.
Sebagai jalan akhir, jika memang ada kezaliman dan pernikahan itu hanya menjauhkan Anda dari Allah Ta’ala, jangan khawatir. Ada jalan ajukan gugatan cerai yang dibolehkan dalam Islam.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.