Tiada rumah tangga yang tidak berkonflik. Bahkan, rumah tangga terbaik dalam sejarah kehidupan manusia pun memiliki konflik. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tak terlepas dari konflik dengan istri-istrinya. Tetapi, konflik dalam rumah tangga terbaik ini berhasil dikelarkan dengan gemilang sehingga menginspirasi milyaran umat manusia hingga akhir zaman kelak.
Diriwayatkan dari Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid dalam salah satu ceramahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tengah berkonflik dengan Ummu ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq. Kepada istrinya itu, Rasulullah mengajukan opsi agar ada penengah antara keduanya sebagai pemberi solusi paling bijak.
Maka, Bunda ‘Aisyah pun mengajukan ayahnya, Abu Bakar ash-Shiddiq, sebagai penengah. Tanpa tapi, Nabi pun menyetujui usulan istrinya itu. Abu Bakar pun didatangkan ke rumah penuh keberkahan itu.
Sesampainya di rumah sang Nabi, manusia paling mulia ini memberikan pilihan, siapakah yang akan menceritakan terlebih dahulu, beliau atau ‘Aisyah. Sang istri pun mempersilakan agar Nabi menyampaikan persoalan sesuai versinya. Di akhir kalimat, ‘Aisyah berkata, “Tapi, katakan yang benar ya?”
Seketika mendengar kalimat itu, Abu Bakar yang sedianya diminta menjadi penengah malah mengangkat tangan hendak memukul anak kesayangannya sebelum mengetahui persoalan yang terjadi. ‘Aisyah pun langsung menghindar dan bersembunyi di balik tubuh Rasulullah yang mulia. Abu Bakar marah besar, “Memangnya, Rasulullah pernah berkata tidak benar hingga kau menyampaikan kalimat itu?”
Dengan senyum, Nabi pun berkata seraya menenangkan, bahwa mereka memanggil Abu Bakar agar menjadi penengah, kok malah marah-marah dan hendak langsung menimpakan hukuman kepada salah satu yang berkonflik.
Lantaran kejadian itu, Nabi pun meminta sahabat terbaiknya itu untuk pulang. Sebab, emosi tidak akan membuat dirinya berpikir bijak.
Sore harinya, Abu Bakar kembali mendatangi rumah Rasulullah. Takjub, ia tersenyum sebab melihat Nabi telah bercanda mesra dengan istrinya, padahal siang tadi tengah berkonflik.
Sahabat, inilah teladan terbaik. Di antara hikmah dari peristiwa agung ini, lakukanlah hal-hal berikut saat rumah tangga kita dilanda prahara.
Tunjuk Penengah
Hendaknya disepakati oleh kedua belah pihak, orang yang dihormati oleh keduanya, terkenal dan terbukti sifat bijaksananya, dan tidak memiliki niat buruk untuk mengacaukan konflik yang terjadi dengan memperparah masalah.[Pirman/Keluargacinta]