Inspirasi

Calon Istriku Berzina?!

Betapa sumringah dan bahagianya laki-laki ini. Niat sucinya untuk menggenapkan separuh agama sudah di ambang pintu. Dengan perantara guru ngajinya, dia telah cocok saat diperkenalkan dengan seorang Muslimah sesama aktivis dakwah. Dalam naungan ukhuwah yang menyejukkan, dia pun berkunjung, mengarungi lintas provinsi demi bertemu dengan calon istri dan mertuanya. Melamar.

Lepas melamar itu, sang laki-laki makin bertambah rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala. Tak terbatas bahagianya. Dia yang selama ini merasa dipilih untuk disibukkan dalam dakwah, dalam bilangan bulan ke depan akan segera dikaruniai pendamping hidup yang sama-sama getol dalam memperjuangkan kalimat Allah Ta’ala, menegakkan syariah di bumi nan berkah.

Namun, entah dari mana kabar muasalnya, harapannya sirna. Pupus seketika. Mimpinya yang setinggi langit seketika runtuh, tepat mengenai relung jiwa dan pikirannya. Kalut tiada terkira. Dalam kecamuk rasa yang kian bergemuruh, dia harus memutuskan; melanjutkan lamaran atau memutusnya.

Bukan main beratnya. Bukan lantaran dia tidak laku. Bukan itu. Mula-mula, sebab tak mudah menemukan wanita yang sama-sama bergiat dalam dunia harakah. Kedua, hatinya benar-benar tak kuasa menerima fakta yang sudah diakui oleh si wanita; dia tak gadis lagi, bunganya sudah direnggut oleh laki-laki hidung belang, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.

Innalillahi.

Betapa ini tak mudah. Jika sang Muslimah berstatus janda, itu jauh lebih terhormat. Tapi, dia terstatus sebagai perawan. Kerudung rapat. Pendiam. Tak pernah tersentuh oleh laki-laki dalam keseharian. Tapi, tanpa angin atau hujan, kabar ketakgadisan calon istrinya itu benar-benar menyentak. Dan, terkonfirmasi kebenarannya dari yang bersangkutan.

Lantas, dengan berat hati, meski harus menyakiti semuanya, terutama keluarga gadis yang sudah menyebar kabar bahagia kepada keluarga dan teman terdekatnya, laki-laki baik hati ini harus memutuskan. Memutus lamaran. Tidak jadi menikahi wanita yang sempat didambakannya itu.

Bagi pihak Muslimah, ini sangat menyakitkan. Apalagi dua orang tuanya. Benar-benar tak habis pikir. Sedih, perih, pilu, duka, lara, dan sangat menyayat. Tapi, mau bilang apa? Semua ini juga terjadi lantaran kekhilafannya sebagai orang tua, meski telah mengerahkan kemampuan terbaik untuk mendidik anak kebanggaannya itu.

Diam tanpa aktivitas sembari terus merenungi diri dipilih oleh sang ayah. Hingga badannya menderita sakit. Pernah, dia hendak membunuh laki-laki jahat yang telah memperdaya anak gadisnya. Tapi, buat apa? Sebab rupanya, si anak juga sempat khilaf dan ‘menikmati’ perbuatan jahatnya. Buktinya, mereka biasa melakukannya. Bahkan terjadwal.

Na’udzubillahi min dzalik. Ya Allah, jaga kami dan keluarga serta kaum Muslimin dari busuknya zina. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]

7 Comments

  • enur abidin 24 Februari 2016

    padahal sang laki-laki bisa terus melanjutkan ke jenjang pernikahan meski berat dengan permintaan berpoligami di kemudian hari , jadi sama-sama dapat mengobati luka hati.

  • Sugi Kawulo Alit 24 Februari 2016

    memang terkadang kejujuran bisa menyakiti, tetapi mungkin kita semua yakin, masalah apapun akan cepat terselesaikan jika kita mampu berlaku tuk berani berkata jujur.

    ”Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR.Muslim)

  • Muhamad Abu Sajadah 24 Februari 2016

    Assalamu’alaikum..jujur saya pernah merasakan dilemah,seperti itu,namun tahap kami belum sampai pada pertemuan ortu,saya menimbang dn mencari sebuah sanggahan atas keputusan saya,dan Alhamdulillah saya menemukan jawabanya lewat Al Qur’an surah An Nur(24) ayat ktiga yg brbunyi”laki- laki yg brzina tdak mengawini melainkan perempuan yg berzina,atau perempuan yg musyrik; dan perempuan yg berzina tidak di kawini melainkan oleh laki-laki yg brzina atau laki-laki musyrik,dan yg demikian itu di haramkan atas orang-orang yg mukmin..
    lalu saya pun dengan mantap membuat keputusan untuk memutuskan hubungan kami.
    Mungkin memang,saya bisa melanjutkan hubungan namun konsekuensinya sangat berat dan manusia mempunyai memory..
    Walaikum slam..

  • insan hina 24 Februari 2016

    Betapa tidak mudah nya menerima hal itu, tp sungguh di sayang kan apabila melepas seorng wanita yg bertaubat dr masa lalu nya, allah sjha cintha kpda para pentaubat, tp mgkn utk pemuda ini mmg tdk mudah, mmg tidak mudah

  • bahrun ulum 28 Februari 2016

    y allah semoga mengampuni yg tlah khilaf

  • Ruben Lozzi 12 Maret 2016

    Assalammualaikum Wr. Wb pak Ustadz Maaf saya bercerita masalah yang rumit ini menurut saya. Saya seorang pria pernah melakukan zina dengan mantan pacar saya, dan saya menyesali itu semua. saya putuskan dia sebagai pacar karena saya ingin berhenti melakukan itu, saya rasa dia juga bukan terbaik buat saya karena perilaku dia, rasa sayang saya ke dia juga hilang karena jujur saya menemukan wanita yang sudah lama cocok sebagai istri menurut saya. Saya ingin bertobat nasuha dan saya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi.

  • Ric25 19 Juli 2018

    nggak bisa kita salahin laki2 tersebut…
    lebih baik seperti itu daripada nanti jadi masalah kalo udah nikah…
    artinya memang mereka tidak berjodoh…

Comments are closed.