Kesehatan

5 Cara Mengatasi Penyakit Gondok yang Dapat Dilakukan Secara Mandiri

cara mengatasi penyakit gondok

Sebenarnya ada beragam cara mengatasi penyakit gondok. Penyakit yang menyebabkan pembengkakan di area leher akibat pembesaran kelenjar tiroid dapat menyerang siapa saja. Kelenjar tiroid sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, seperti mengatur detak jantung, suhu tubuh, dan kekuatan otot.

Berbagai faktor dapat menyebabkan gondok, tetapi salah satu penyebab utama adalah kekurangan yodium. Mengapa demikian? Kelenjar tiroid memerlukan yodium untuk memproduksi hormon tiroid.

Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup yodium, kelenjar tiroid harus berusaha lebih keras, yang mengakibatkan pembesaran. Lantas, cara untuk mengatasi penyakit gondok? Simak berikut ulasannya di bawah ini.

1. Konsumsi Cukup Yodium

Kekurangan yodium merupakan salah satu pemicu utama penyakit gondok. Oleh karena itu, cara mengatasi penyakit gondok yang paling penting adalah mengkonsumsi makanan yang kaya akan yodium. Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi pembengkakan pada kelenjar tiroid.

Salah satu cara termudah untuk memperoleh yodium adalah melalui garam dapur. Namun, perlu diingat untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan, karena asupan garam yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi.

Selain garam, yodium juga dapat diperoleh dari sumber lain, seperti ikan, kerang, keju, yoghurt, dan berbagai jenis sayuran.

2. Konsumsi Buah-buahan yang Mengandung Beta Karoten

Mengobati gondok secara alami dapat dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai jenis buah. Namun, tidak semua buah efektif dalam penyembuhan penyakit ini.

Sebaiknya pilih buah yang kaya akan beta karoten, seperti pepaya, karena dapat membantu mengurangi pembengkakan pada kelenjar tiroid.

Selain beta karoten, senyawa ampisilin juga dapat membantu meringankan dan mengobati gondok. Senyawa ini banyak ditemukan dalam rambutan dan sirsak.

3. Istirahat yang Cukup

Perlu diwaspadai, virus yang menyebabkan gondongan dapat menyebar melalui kontak langsung, urine, atau percikan air liur dari penderita. Oleh karena itu, sebaiknya penderita gondongan menghindari interaksi langsung dengan orang lain hingga sembuh.

Selain itu, istirahat yang cukup sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), istirahat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu menghentikan penyebaran virus. Penderita gondongan disarankan untuk beristirahat di rumah sekitar lima hari setelah kelenjar parotis mulai membengkak.

4. Hindari Mengkonsumsi Makanan Asam

Ketika seseorang menderita penyakit gondok, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk mendukung proses penyembuhan. Salah satunya adalah dengan menghindari konsumsi makanan atau minuman yang memiliki rasa asam. Mengapa hal ini penting?

Kandungan asam dalam makanan atau minuman tersebut dapat memperburuk rasa nyeri yang dirasakan di area kelenjar ludah. Ketika kelenjar ini teriritasi oleh asam, sensasi nyeri yang muncul bisa menjadi semakin intens, membuat kondisi menjadi lebih tidak nyaman.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memilih makanan yang lebih lembut dan tidak asam selama masa pemulihan agar dapat mengurangi rasa sakit dan membantu kelenjar ludah untuk pulih dengan lebih baik.

5. Kompres Area Leher yang Bengkak

Mengompres leher yang mengalami pembengkakan dengan menggunakan es atau air dingin merupakan salah satu metode yang dapat membantu mengatasi gondok.

Menariknya, cara ini tidak hanya efektif dalam mengurangi ukuran pembengkakan tetapi juga dapat meredakan rasa nyeri. Dengan memberikan kompres dingin pada leher yang bengkak, peradangan dapat dikendalikan, sehingga memberikan kenyamanan pada area yang terkena.

Mengapa kompres dingin ini efektif? Suhu rendah dapat memperlambat aliran darah serta mempersempit pembuluh darah di lokasi yang sakit. Kondisi ini membantu mengurangi jumlah zat-zat yang memicu peradangan menuju area yang bengkak.

Nah itulah cara mengatasi penyakit gondok yang bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan medis. Meski begitu sebaiknya tetap hubungi atau kunjungi layanan medis segera agar mendapat penanganan yang tepat.