Cara mengecilkan pipi sering dilakukan, terutama oleh kaum perempuan, untuk membuat pipi tampak lebih kecil demi mendapatkan bentuk wajah yang lebih tirus. Hal ini cukup wajar mengingat pipi merupakan salah satu bagian tubuh yang paling mencolok dan kerap dijadikan indikator perubahan berat badan, baik saat bertambah gemuk maupun menjadi lebih ramping.
Mengecilkan pipi untuk mendapatkan bentuk yang lebih tirus bisa dilakukan melalui cara alami atau dengan prosedur operasi. Setiap metode tentu memiliki kelebihan dan risikonya masing-masing. Sebelum memutuskan, sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah yang paling cocok sesuai kebutuhan.
Ada beragam metode, baik medis maupun alami, yang dapat dipertimbangkan untuk mengecilkan pipi. Penjelasan lebih lanjut mengenai berbagai pilihan cara mengecilkan pipi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sedot Lemak
Sedot lemak merupakan prosedur bedah yang bertujuan menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu, termasuk pipi. Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil melalui sayatan pada kulit, kemudian menggunakan alat penyedot untuk mengeluarkan lemak.
Meski efektif dalam mengurangi lemak secara permanen, pemulihan pasca-sedot lemak bisa memakan waktu hingga 6 minggu. Prosedur ini juga memiliki risiko, seperti kerusakan saraf dan pembuluh darah, infeksi, serta luka bakar.
Sedot lemak lebih dianjurkan bagi mereka yang memiliki kulit elastis. Jika kulit kurang elastis, prosedur tambahan seperti facelift mungkin diperlukan untuk mengencangkan kulit yang kendur setelah proses penyedotan lemak.
2. Lipoplasti
Cara mengecilkan pipi juga dapat dilakukan melalui prosedur ultrasonic-assisted lipoplasty (UAL). Teknik lipoplasti ini lebih modern dibandingkan dengan sedot lemak tradisional. Prosedur ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melelehkan lemak di bawah kulit.
Lemak yang telah mencair menjadi lebih mudah untuk diangkat, sehingga mengurangi risiko kerusakan pada pembuluh darah dan jaringan sekitar selama proses berlangsung.
3. Tanam Benang
Cara lain untuk mengecilkan pipi adalah dengan tanam benang atau thread lift. Ini adalah prosedur non-bedah yang bertujuan mengencangkan kulit serta merangsang produksi kolagen, sehingga kulit terlihat lebih kencang dan tampak lebih muda.
Untuk mendapatkan pipi yang lebih tirus, ahli bedah plastik akan menyisipkan benang plastik di bawah kulit pipi untuk menarik dan mengangkatnya. Prosedur ini relatif aman dan hanya memerlukan waktu sekitar satu jam.
4. Menurunkan Berat Badan
Cara yang paling aman, sehat, dan alami untuk mengecilkan pipi adalah dengan menurunkan berat badan melalui gaya hidup sehat. Hal ini bisa dicapai dengan beberapa langkah, seperti berolahraga secara teratur, menghindari makanan cepat saji dan junk food, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi lemak, gula, karbohidrat, dan garam.
Selain itu, mengkonsumsi makanan yang bergizi, kaya serat, serta memperbanyak buah dan sayuran sangat dianjurkan. Penting juga untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum minimal 8 gelas air putih setiap hari, mencukupi waktu tidur sekitar 7–9 jam setiap malam, dan mengelola stres dengan baik. Meskipun cara ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk menunjukkan hasil, manfaat yang diperoleh lebih tahan lama dan lebih sehat dibandingkan metode lainnya.
5. Mengubah Gaya Rambut
Untuk menyamarkan pipi tembem, salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan mengubah gaya rambut.
Sebelum memutuskan potongan rambut, sebaiknya mencari inspirasi gaya rambut yang sesuai untuk pipi tembem atau berkonsultasi dengan seorang penata rambut.
Gaya rambut yang tepat dapat memberikan kesan pipi yang lebih tirus. Selain mengubah gaya rambut, penggunaan teknik makeup tertentu juga dapat membantu menciptakan tampilan pipi yang lebih kecil dan tirus.
Cara mengecilkan pipi baik melalui prosedur medis maupun cara alami, bisa menjadi pilihan untuk mendapatkan pipi yang lebih tirus dan rahang yang lebih terbentuk. Sebelum memutuskan untuk menjalani metode apapun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat meminimalkan potensi efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul.