“Anakku ingin jadi Youtuber,” kata seorang ayah bercerita.
Ia anak kesekian yang kuketahui bercita-cita jadi Youtuber. Beberapa anak lain yang kutemui mengatakan ingin menjadi penulis, pebisnis online dan selebgram.
Rupanya terjadi pergeseran cita-cita anak zaman now dibandingkan dengan anak zaman semono. Dulu, hampir semua anak bercita-cita menjadi dokter, pilot, dan profesi lain yang seragamnya khas.
Coba bandingkan dengan youtuber, blogger, penulis, internet marketer; mereka semua tidak berseragam. Jadi apa yang dipikirkan anak-anak zaman now?
Yang paling mengagumkan adalah anak-anak Palestina. Ketika Ka Bimo mengunjungi TK Annajmul Qur’an di Gaza, ia bertanya tentang cita-cita anak Palestina.
Saat ia menanyakan siapa yang ingin jadi dokter, hanya tiga anak yang angkat tangan. Saat ia bertanya siapa yang ingin jadi pemain bola? Enam anak angkat tangan.
Ketika ia menanyakan siapa yang ingin jadi penyanyi dan presiden, tidak ada yang angkat tangan. Ka Bimo sempat khawatir kalau mereka kehilangan harapan.
Namun, kekhawatiran itu sirna dan berubah menjadi keterkejutan saat ia mengubah pertanyaan.
“Siapa yang ingin syahid fi sabilillah?”
Semua anak berebut menjawab. “Saya, saya!”
“Saya! Saya ingin menyusul ayah saya di surga!”
“Saya ingin menyusul kakak di surga!”
Menyaksikan itu, tangis Ka Bimo pecah. Dadanya guncang mendengar cita-cita mereka. Cita-cita mulia yang disuarakan dengan penuh keberanian oleh anak-anak yang masih polos dan bersih dari dosa.
Ketika ia tanya lagi, “Siapa yang ingin syahid lebih dulu?”
Mereka kembali berebut menjawab: “Saya!”, “Saya!”
Ka Bimo merinding… Telah tertanam dalam jiwa anak-anak sekecil itu; asy syahid fi sabilillah asma amanina.
“Siapa yang tidak merinding, berguncang dan menangis menyaksikan peristiwa yang mungkin tidak terjadi di tempat lain selain bumi Allah Palestina?” tuturnya.
Ayah dan Bunda, apa pun cita-cita anak-anak kita, semoga mereka juga memiliki kecintaan kepada agamaNya dan siap berjuang membelanya. Semoga semangat anak Palestina juga ada pada anak-anak kita. Sebab profesi berseragam maupun tak berseragam, semuanya bisa syahid di jalanNya. [Muchlisin BK/KeluargaCinta]