Laki-laki ini bertutur sembari menunduk, berkali-kali. Ia menceritakan perjalanan hidupnya yang berliku. Meski hanya lulusan sekolah menengah atas, ia berhasil mengoptimalkan potensi yang dimiliki hingga menggapai karir cemerlang.
Bermula dari ajakan saudaranya untuk bergabung di sebuah perusahaan otomotif, ia menerima dengan senyum bahagia. Ia melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh hingga naik jabatan secara signifikan.
Saat ada trial produk baru, perusahaan tempatnya bekerja mengirimkan beberapa karyawan untuk belajar ke luar negeri. Dengan niat memperbaiki hidup, membahagiakan istri dan anaknya, laki-laki ini mendaftar sebagai utusan selanjutnya.
Meski harus turun tingkat sebagai operator, keinginan kuatnya untuk membahagiakan keluarga membuat dia berani mengambil keputusan tersebut.
Ia tunai berangkat dan berada di negeri Mathari Terbit selama tiga tahun. Sepulang dari sana, ia berhasil menerapkan semua ilmu yang didapatkan hingga kembali naik jabatan secara signifikan, melebihi kawan selevelnya yang lain.
Banyak yang iri. Presiden Direktur yang langsung didatangkan dari luar negeri sangat menyukai dirinya. Terbukti saat ia kecelakaan parah, Presiden Direktur mendatangi rumah sakit yang merawatnya.
“Jika rumah sakit ini tidak bisa memberikan perawatan terbaik, saya akan memindahkannya. Kami bukan hanya menginginkan orang ini sembuh, tetapi normal seperti sedia kala.” ujar Presiden Direktur kepada pihak rumah sakit.
Si laki-laki kecelakaan saat mengendarai motor gede yang dibeli sepulang dari luar negeri. Gigi rontok. Rahang remuk. Ada beberapa persendian dan tulang yang remuk. Dia tak sadarkan diri selama satu bulan penuh.
Atas Kuasa Allah Ta’ala, laki-laki ini sembuh dan normal setelah menjalani perawatan sangat intensif selama hampir dua bulan. Sepulangnya dari rumah sakit, ia langsung menuju perusahaan untuk menebus pekerjaan yang ditinggalkan selama itu.
Otaknya masih berfungsi dengan baik. Karirnya kian melesat. Banyak terobosan dan produktivitas yang dia lakukan hingga perusahaan untung besar.
Meski beberapa temannya iri dan ada yang berniat jahat, laki-laki ini bisa mengatasinya dengan baik. Sayangnya, ia tak menyadari satu ancaman bahaya yang mangintai, berasal dari orang dekatnya.
Ia benar-benar tidak menyangka. Istri yang diperjuangkan ternyata menyimpan dengki di hati lantaran bujukan setan. Ia mencurigai suaminya suka jalan-jalan ke tempat hiburan malam, padahal lembur.
Ia bergegas menuju ruang kerja Presiden Direktur, lalu menyampaikan pengakuan mencengangkan, “Suami saya sering menjual barang-barang perusahaan.”
Bangunan megah dan mewah yang selama ini diupayakan itu hancur seketika. Bagi orang luar negeri, karakter tetap nomor satu. Saat si laki-laki ini benar-benar dipecat, si istri kembali mendatangi Presiden Direktur untuk meralat fitnahnya.
Ia pegangi kaki Presiden Direktur, berlutut di hadapannya.
“Jangan pecat suami saya. Saya khilaf. Saya benar-benar telah memfitnah dirinya.”
Tapi, bubur mustahil menjadi nasi. [Keluargacinta/Om Pir]