Para suami, pahamilah bahwa istrimu tetap membutuhkan kata-kata, kalimat, atau ungkapan cinta. Ini sudah menjadi tabiat, sikap, dan fitrahnya. Maka sesibuk dan setakbisa apa pun dirimu untuk menyampaikan ungkapan cinta nan bertabur bunga-bunga indah, belajarlah. Sebab ungkapan cinta tak hanya bermanfaat bagi istrimu, tapi pasti memantul dan amat berdaya guna dalam kehidupanmu. Percayalah.
Mulailah di pagi hari. Ketika engkau hendak beranjak ke masjid mendirikan Subuh berjamaah. Bangunkan istrimu yang kelelahan setelah seharian mengurus rumah, dirimu, dan anak-anak. Bisikkan ke telinganya, berbisik yang bercampur angin rindu, “Sayang, bangun. Ayo berlari menuju Allah. Aku mencintaimu, karena kamu cantik dan bertabur pesona.”
Sepulangnya dari masjid, dan istrimu sudah siap dengan minuman hangat serta makanan ringan kesukaanmu, mulailah perbincangan dengan kalimat cinta. Tak perlu rumit apalagi sibuk memperhatikan banyak kaidah kebahasaan. Cukup dengan ungkapan tulus, “Sayang, terimakasih. Aku mencintaimu karena kamu manis.”
Lanjutkan dengan obrolan santai terkait rencana kegiatan hari itu sembari bersiap menuju lokasi kerja. Jangan biarkan tiap detik bersama kekasih hatimu berlalu begitu saja tanpa bertambahnya cinta antara kalian berdua.
Saat dia melepas kepergianmu dengan senyum kangen, cium tangan penuh hormat, dan pandangan mata kekhawatiran karena cinta, jangan lewatkan kesempatan itu dengan bersikap dingin. Balaslah senyumnya dengan kehangatan, balaslah kecup di tanganmu dengan kecup serupa di tangannya, lantas bisikkanlah dengan pelan, “Sayang, aku mencintaimu karena kamu selalu membuatku rindu dan ingat akan semua kebaikanmu. Jaga diri. Dan jaga aku dengan doamu.”
Di tengah hari, saat terik siang mulai menyengat kulit, sempatkan untuk menghubunginya dengan berbagai cara. Berkirim pesan. Panggilan cinta. Atau cara lain yang kini semakin maju. Sampaikan, “Cantik, kamu sudah shalat dan makan siang? Aku baru saja selesai. Aku mencintaimu karena kamu shalihah dan penuh perhatian.”
Jika ini berhasil engkau lakukan di sepanjang hari itu, percayalah bahwa senja akan terasa penuh cinta. Bergegas pulang menjadi niscaya. Sebab hatimu dipenuhi rindu, cinta, dan bunga. Sesampainya di rumah, saat engkau menatap wajah ayunya penuh cinta, kirimlah sinyal dengan berkata, “Sayang, aku merindukanmu. Sangat. Aku mencintaimu, karena…”
Berhentilah sejenak, dan lanjutkan setelah usai melepas sepatu, “Karena kamu lezat…”
Selamat merayakan cinta di malam itu dan malam-malam setelahnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]