Salah satu ciri istri idaman ialah wanita yang berasal dari keluarga shalih. Ia merupakan wanita yang terbiasa melakukan berbagai jenis proyek kebaikan, bahkan menjadi salah satu pelopornya. Lantaran sibuk dengan proyek kebaikan itu pula, ia tidak pernah terlibat atau tertarik dengan perbuatan buruk, sia-sia, dan dosa.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap agama dan akhlak seseorang. Orang yang baik, biasanya lahir dan dibesarkan di lingkungan orang baik-baik. Sebaliknya, dari lingkungan yang buruk amat jarang lahir pribadi-pribadi dengan akhlak yang penuh pesona.
Meskipun, jika dilihat dari sejarah, kita mengenal beberapa orang baik yang lahir dan berhasil mempertahankan kebaikannya di lingkungan keburukan. Seperti ‘Asiyah istri Fir’aun dan Masithah yang menjadi pembantunya. Meski berada dalam kekuasaan orang kafir, keduanya berhasil merawat iman hingga dijamin masuk ke dalam surga.
Sebenarnya, pribadi-pribadi yang lahir dari lingkungan buruk sekali pun bisa diubah menjadi sosok-sosok berakhlak mulia. Persoalannya, mengubah tak semudah membalik telapak tangan atau berkata sim salabim sebagaimana terdapat dalam pertunjukan sulap.
Ada kerja panjang, cerdas, dan ikhlas. Dibutuhkan inovasi dalam mengajak, keikhlasan hati, dan ketulusan berupa kelembutan. Termasuk faktor-faktor lain yang harus disinergikan hingga orang yang berasal dari lingkungan buruk berubah menjadi orang baik.
Belum lagi waktu yang lama untuk mengubah. Sebab hidayah memang mutlak milik Allah Ta’ala, tak bisa dibagikan oleh siapa pun, pun dari seseorang kepada orang yang dia cintai.
Kerja-kerja inilah, terutama soal panjangnya waktu, yang sering menjadi kendala utama. Alih-alih bisa mengubah istri yang berperangai buruk, sang suami yang kurang teguh dalam memegang nilai-nilai Islam dan akhlak mulia justru bisa terjerumus mengikuti langkah istrinya yang biasa dalam kehidupan yang tak baik.
Karena itu, khusus kepada para kaum Muslimin, hati-hatilah. Telitilah dengan cermat. Amati dari dekat. Lihat keluarganya. Tanyakan kepada masyarakat sekitar atau tempat calon istri Anda bekerja. Pastikan bahwa ia baik dalam hal ini.
Jika pun tidak baik, tapi Anda terlanjur mencintai, maka Anda harus memiliki target perbaikan berkesinambungan agar istri Anda benar-benar berubah menjadi sosok shalihah meski lahir dan dibesarkan dari lingkungan yang kurang shalih.
Sebab setelah menikah, Andalah yang menjadi imamnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
3 Comments
Comments are closed.