Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan nasihat, agar kita hanya mendoakan pengantin baru di hari pernikahannya dengan doa berkah. Ialah memohon kepada Allah Ta’ala, agar keduanya diberkahi pada apa yang disenanginya, dan diberkahi pula pada apa yang tidak mereka senangi, serta mengumpulkan keduanya dalam kebaikan.
Itulah doa terbaik. Dan, tak ada doa yang lebih baik darinya, khususnya bagi mereka yang baru menikah. Barangkali, sebagian kita bertanya, “Bukankah mendoakan ‘semoga langgeng’ kepada kedua pasangan adalah kebaikan juga?” Atau, “Bukankah kelanggengan hubungan suami-istri adalah dambaan setiap pasangan?”
Berkah amat berbeda dengan langgeng. Berkah adalah kosakata langit yang diperuntukkan bagi suami-istri, sedangkan langgeng adalah kata pilihan manusia. Karenanya, keduanya amat berbeda. Pun, dari maknanya.
Dalam keberkahan pernikahan, sering kali kita dihadapkan pada hal-hal yang tidak disukai. Tentunya, hal itu dipergilirkan dengan amat baik sehingga menjadi warna warni dalam kebaikan yang kita inginkan dan senantiasa dikehendaki.
Sedangkan langgeng, hanya identik dengan kebersamaan; susah-senang bersama, sehidup-semati, senantiasa bersama di dunia dan kehidupan selepas mati. Masalahnya, langgeng ini tidak selalu baik. Sebab, Abu Lahab dan istrinya yang diabadikan dalam al-Qur’an sebagai salah satu surat itu, keduanya juga langgeng. Di dunia bersama dalam kekafiran, kemudian dilanggengkan dengan kebersamaan yang amat menyakitkan di dasar neraka; bersama menikmati siksa nan pedih dan memilukan.
Bukankah, keadaan langgeng sedemikian itu tidak pernah kita kehendaki? Bukankah kelanggengan kedua anak manusia yang menjadi suami-istri itu amat kita benci? Maka, Nabi tak menganjurkan doa meminta kelanggengan. Sebab, jika dikabulkan, bisa jadi kedua pasangan akan dilanggengkan sebagaimana Abu Lahab dan istrinya itu. Na’udzubillahi min dzalik.
Karenanya, berislamlah sepenuh hati. Jangan beriman sambil lalu. Jangan berikan sisa waktu dan potensi untuk amal saleh. Sungguh-sungguhlah. Termasuk dalam berilmu. Sebab, bahagia dunia dan akhirat hanya bisa didapatkan oleh mereka yang berilmu sehingga takut kepada Allah Ta’ala dan benar dalam beramal.
Dengan berilmu, kita akan puas dengan ajaran Allah Ta’ala dan anjuran Rasulullah. Karenanya, kita akan berupaya mengambil contoh dalam setiap episode kehidupan yang beliau alami. Termasuk dalam mendoakan pengantin baru, dan juga episode kehidupan lainnya.
Semoga Allah Ta’ala berkahi pernikahan dan keluarga kita. Aamiin. [Pirman/Keluargacinta]