Dalam sebuah perbincangan, seorang laki-laki satu istri menunjukkan sebuah gambar terkait pelaku teror rumah tangga. Dalam potongan gambar tersebut, ada tiga wanita dengan busana serbaterbuka. Dengan cekikikan, sosok yang dikirimi gambar pun berkomentar sembari menunjukkan gambar tersebut kepada sahabat di sebelahnya, “Ini namanya obat, Mas.”
Apa yang disampaikan oleh laki-laki ini, sama dengan penyampaian seorang pembawa acara dalam sebuah talk show. Laki-laki berkulit hitam dengan rambut layaknya tentara ini kerap menggunakan frasa ‘tombo ngantuk’ (obat kantuk) ketika hendak mengundang bintang tamunya. Saat muncul, bintang tamu tersebut adalah artis-artis yang pakaiannya terbuka di sana-sini. Bagian lutut gratis ke atas hingga lima sampai sepuluh sentimeter, kedua lengan menantang sampai bagian ketiak, pun wajah dan bagian kepala yang memberi tawaran, “Silakan bagi yang bisa memberi ‘harga’ pas.”
Hampir di setiap perkumpulan laki-laki yang tak menyertakan kalimat Allah Ta’ala di dalamnya, obrolan seperti ini hampir tak bisa dihindarkan. Miris. Secara tak sadar, mereka melecehkan ibu, saudara dan anak-anak perempuan mereka dengan membicarakan wanita-wanita yang tak baik akhlaknya.
“Mau, gak?” tutur seorang laki-laki yang sudah udzur itu kepada lawan bicaranya, “saya ada kenalan. Janda anak satu. Bersih. Rumahnya dekat dari sini loh.” Astaghfirullahal ‘azhiim.
Mereka tidak sadar. Bahwa istri, saudara atau anak perempuannya bisa diperlakukan serupa oleh laki-laki seperti dirinya di luaran sana.
Di tempat lain, perkaranya semakin rumit. Bukan hanya pembicaraan, bahkan perbuatan-perbuatan tak layak sudah dialamatkan dengan masif kepada para wanita. Meski di dalam hal itu ada andil wanita yang tak mampu menjaga diri, sejatinya hal-hal tersebut bisa diminimalisir andai para laki-laki menjaga mata dan akhlaknya.
Jika pembicaraan ini ditarik lebih jauh dalam kaca mata Islam, persoalannya akan semakin rumit. Ketika orang-orang umum menganggap hal ini sebagai sesuatu yang mengasyikkan, obat, ‘tombo ngantuk’, dan ungkapan lainnya, Islam justru mencelanya.
Al-Qur’an jelas-jelas memberi peringatan secara keras, kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun turut menyampaikan peringatan. Beliau menyebutkan, apa yang disebut sebagai obat ini tak ubahnya anak panah yang mampu membinasakan hati, pikiran, dan fisik seseorang.
Ya Allah, lindungilah kami dari dahsyatnya dosa mengumbar pandangan terhadap segala sesuatu yang Engkau haramkan. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]