Membaca doa iftitah bukanlah rukun shalat. Hukumnya sunnah. Namun, jangan remehkan sebab ia memiliki keutamaan dan kedahsyatan yang luar biasa.
Doa iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram sebelum Surat Al Fatihah. Ada banyak doa iftitah yang Rasulullah ajarkan. Juga doa iftitah yang sahabat Nabi panjatkan lalu mendapatkan legitimasi dari Rasulullah sehingga menjadi sunnah.
Secara umum doa iftitah mengandung dua hal. Pertama, puji-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedua, doa kepada-Nya.
Doa Iftitah Berisi Pujian
Setidaknya ada delapan doa iftitah berdasarkan hadits-hadits shahih. Doa iftitah yang mengandung puji-pujian, misalnya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah. (HR. Muslim)
Doa Iftitah Berisi Doa
Doa iftitah yang langsung berisi doa-doa, misalnya:
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Dosa Ghibah Lebih Besar dari Zina
Doa Iftitah Berisi Pujian dan Doa
Doa iftitah yang mengandung pujian dan doa, misalnya:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً . وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ . إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ . اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ . وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.
Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan berserah diri, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.
Ya Allah, Engkaulah Dzat yang merajai. Tiada yang berhak disembah selain Engkau, Rabbku. Akulah hamba-Mu. Aku telah menganiaya diriku sendiri. Aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah seluruh dosaku. Sebab tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling mulia yang tidak dapat menunjukkannya kecuali Engkau. Jauhkanlah dariku akhlak buruk yang tidak dapat menjauhkannya kecuali Engkau. Aku mematuhi dan mengikuti perintah-Mu. Segala kebaikan ada di dalam genggaman-Mu. Segala keburukan tidak mengarah kepada-Mu. Aku bersandar dan berlindung kepada-Mu. kebaikanMu semakin bertambah dan Engkau Maha Tinggi. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
Doa iftitah tersebut dicantumkan Imam Nawawi dalam Al Adzkar. Bagian pertama dari doa ini banyak dibaca kaum muslimin di Indonesia, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Keutamaan dan Kedahsyatannya
Sesuai namanya, iftitah yang artinya pembuka, doa ini membuka permintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Membawa kita pada kekhusyu’an yang lebih dalam sehingga hati lebih damai menghadap Allah dalam shalat.
Bacaan sholat ini membuat shalat kita lebih sempurna dan lebih berpahala. Tanpa membaca doa iftitah, shalat tetap sah, tetapi lebih sempurna jika membacanya.
Doa ini juga membuat kita mendapatkan apa yang kita pinta. Bukankah doa di dalam shalat adalah doa yang mustajab? Ketika kita minta ampunan, Allah akan mengampuni kita. Ketika kita meminta petunjuk, Allah akan menunjuki kita.
Selain itu, ada doa-doa iftitah yang memiliki keutamaan khusus. Misalnya doa iftitah pendek di atas. Yang hanya berisi pujian. Awalnya ia dibaca oleh seorang sahabat. Selesai shalat, Rasulullah mensabdakan bahwa 12 malaikat berebut mencatat doa iftitah pendek tersebut.
Penjelasan lengkap beserta delapan variasi doa iftitah bisa dibaca di artikel Doa Iftitah. Wallahu ‘alam bish shawab. [Muchlisin BK/KeluargaCinta]