Inspirasi Nasehat

Maknailah Cinta dengan Tiga Hal Ini

Dalam sebuah seminar tentang kasih sayang dalam Islam, penulis melempar pertanyaan tentang makna cinta kepada dua ratusan peserta yang hadir. Dari tiga peserta yang terpilih sebagai penjawab, masing-masing menyampaikan definisi yang berbeda untuk kata yang terdiri dari lima huruf ini.

Peserta pertama menyampaikan bahwa cinta adalah anugerah dari Yang Mahakuasa. Yang kedua menjelaskan bahwa cinta adalah sebentuk ketertarikan seseorang kepada sesuatu atau orang lain. Sedangkan peserta ketiga, seraya bercanda menyampaikan bahwa cinta bagai permen karet.

Saat ditanya maknanya, ia menerangkan, “Dinikmati manisnya, dikunyah-kunyah, lalu dibuang setelah rasanya menjadi hambar dan pahit.” Sontak saja, jawaban itu mengundang tawa seluruh yang hadir.

Lantas, apakah makna cinta itu?

Keterpautan Hati

Jika cinta hanya bisa menjangkiti mereka yang cantik, tampan, kaya dan baik saja, maka kehidupan nampak tak adil. Faktanya, banyak yang menaruh cintanya pada pasangan yang sama sekali tak layak disebut cantik, tampan, maupun kaya.

Bahkan, teramat banyak pasangan yang kisahnya abadi dalam catatan sejarah, padahal penampilan kedua pasangan itu bagai langit dan bumi.

Maka cinta adalah kecocokan; keterpautan hati sebab memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Dalam hal ini, fisik hanyalah sarana guna menggapai tujuan cinta sejati.

Cinta berarti Memberi

Tak ada tuntutan dalam cinta. Jika pun kebaikan yang diharapkan, maka ia disampaikan dengan amat elegan, sabar, bertahap, dan tak sedikit pun ada paksaan. Cinta bekerja dengan caranya yang menyentuh dasar nurani manusia.

Maka para pecinta itu, kesibukannya adalah memberi, memberi dan terus memberi. Jika pun suatu saat ia menerima, maka apa yang diterimanya itu adalah satu konsekuensi pasti apa yang telah ia berikan.

Karenanya, cinta adalah pemberian perhatian, kasih sayang, kelembutan, pengertian, dan kerja-kerja pemberian nan mencerahkan lainnya.

Kerja Penumbuhan

Masih dalam seminar itu, ada tanya dari salah satu yang hadir, “Apa beda cinta dan nafsu?”

Secara sederhana, keduanya adalah fitrah. Harus diarahkan sesuai aturan Allah Ta’ala agar dampaknya kebaikan. Namun, ada satu hal yang secara sederhana bisa membedakan cinta dan nafsu ini.

Jika nafsu identik dengan keburukan, maka cinta adalah kebaikan. Karenanya, saat seseorang merasa mencintai, maka cara mengenalinya pun amat gampang: apakah ia bertambah baik atau buruk setelah merasakan sesuatu yang disebutnya dengan cinta itu?

Sebab, di antara makna cinta adalah kerja penumbuhan. Ia tidak akan ada pada seseorang kecuali menjadi sebab baginya untuk senantiasa bertumbuh dalam kebaikan.

Demikianlah. Semoga kita tak salah dalam memahami cinta. Sebab salah paham itu, bisa berujung kepada sengsara dan siksa neraka. [Pirman]

1 Comment

  • Rhinie 9 Maret 2015

    Allhmdllh

Comments are closed.