Pengasuhan

5 Sebab Mengapa Anak Kecanduan Gadget

mengapa anak kecanduan gadget

Semakin banyak anak yang kecanduan gadget. Sebelum pandemi corona, telah ada ratusan anak masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) gara-gara kencanduan gadget. Mengapa anak kencaduan gadget?

Sedikitnya ada 5 sebab. Orang tua perlu waspada dan menghindari sebab-sebab ini.

Saat hamil, ibu suka main gadget

Sebenarnya, nggak heran kalau anak kecanduan gadget. Karena sejak ia dalam kandungan, ibunya sudah aktif main gadget.

Menurut sejumlah studi, apa yang dilakukan ibu saat hamil akan berpengaruh pada perkembangan anak. Karenanya di Israel, ibu hamil justru gemar belajar matematika. Mereka ingin bayinya cerdas.

Seharusnya kaum muslimin tidak boleh kalah. Saat hamil, perbanyak tilawah Al Qur’an dan belajar. Insya Allah anak-anak akan lahir dan tumbuh menjadi generasi shalih. Dr Rasya el-Ghayyar mempraktekkan itu.

Ketika hamil, dosen di Batterje Medical College itu banyak tilawah dan menghafal Qur’an. Ketiga anaknya -Tabarak, Yazid, Zeenah- kemudian menjadi hafizh Qur’an termuda. Ketiganya hafal Al Qur’an 30 juz sebelum berusia lima tahun.

Sejak bayi, ia melihat orang tua main gadget

Setelah lahir, indra pendengaran anak semakin tajam. Ia kemudian juga bisa melihat. Jika sejak bayi ia melihat orang tuanya main gadget, ia pun akan menirunya.

Anak adalah peniru paling ulung. Mereka ibarat spon yang menyerap seluruh yang dilihatnya. Khususnya, apa yang dilakukan orang tua.

Saya pernah bertanya kepada seorang dosen, apa rahasianya sehingga anak-anak tidak minta gadget. Rupanya ia tidak pernah menampakkan sedang pegang gadget di depan anak-anaknya yang masih balita.

Orang tua meminjamkan gadget agar anak diam

Setiap anak balita pasti pernah menangis. Apalagi ketika usianya masih 1-3 tahun. Ketika ada yang tidak nyaman, ada yang ia takutkan atau merasa sakit, anak mengkomunikasikan dengan menangis.

Karena merasa terganggu dengan tangisan anak, orang tua ingin anaknya segera diam. Bagaimana caranya? Orang tua mengambil langkah instan. Ia meminjamkan gadget kepada anak.

Lalu apa yang terjadi? Ya, benar. Anak diam. Namun muncul problem yang lebih besar. Anak keasyikan main gadget lalu ketagihan. Kecanduan. Bahkan kadang anak menggunakan senjata menangisnya agar dipinjami gadget lebih sering. Lagi dan lagi.

Orang tua membelikan gadget

Banyak orang tidak menyadari bahwa anaknya sedang terjerumus ke arah kecanduan gadget. Banyak yang justru berpikir, “Gadget ini solusi. Nggak repot-repot mengasuh anak, anak bisa diam dan tidak menyusahkan.”

Akhirnya orang tua membelikan gadget untuk anak. Padahal masih SD. Bahkan TK. “Dari pada pinjam dan saya nggak bisa WA-an, nggak bisa FB-an, nggak bisa IG-an.” Yah, jatuh deh si anak ke tahap kecanduan.

Baca juga: Generasi Home Service

Orang tua tidak membuat aturan memakai gadget

Yang membuat anak benar-benar kecanduan, sudah dibelikan gadget, tidak dijelaskan dan dibuat aturan. Bebas. Losss… Dol..

Sebenarnya anak boleh main gadget. WHO merekomendasikan, usia 2-5 tahun, anak boleh menggunakan gadget maksimal 1 jam sehari. Itu pun tidak sekali pakai.

Karena tidak dijelaskan dan dibuat aturan kapan dan bagaimana boleh main gadget, anak pun tak ada batasan. Pagi, siang, malam main gadget. Bangun tidur yang dicari pertama adalah gadget. Malam juga tertidur dalam kondisi memegang gadget. Na’udzu billah. [Muchlisin BK/KeluargaCinta]