Hadirnya pihak ketiga merupakan salah satu sebab paling besar dalam mempengaruhi hancurnya sebuah rumah tangga. Peliknya, kehadiran pihak ketiga ini seringkali begitu saja, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bahkan mulanya ada maksud baik antara pihak ketiga dengan salah satu atau dua sosok suami-istri tersebut.
Mulanya kenalan biasa. Bisa juga karena urusan pekerjaan atau studi. Tak jarang yang mulai berkenalan lantaran kesamaan urusan bisnis; menekuni bidang usaha yang sama.
Seiring berjalannya waktu, hubungan profesional itu melahirkan hubungan perasaan. Sebabnya lantaran keseringan berinteraksi dan dekatnya jarak. Kedekatan profesional itu beralih menjadi ketertarikan sifat dan fisik.
Dari sinilah, masalah bermula.
Laki-laki ini terbangun saat istrinya tertidur lelap. Pikiranya tidak tenang. Jiwanya kacau. Berkecamuk tiada tentu. Ada hal besar yang benar-benar mengganggunya; bayangan sosok wanita yang dia jumpai tempo hari lantaran sebuah urusan.
Ia bingung dan sibuk menganalisa dari mana timbulnya rasa. Padahal di sampingnya ada sesosok bidadari lembut hati yang setia mendampinginya dalam mengarungi hidup yang makin rumit.
Mula-mula, laki-laki ini tertarik kepada wanita itu atas nama iba. Kasihan. Si wanita adalah korban kezaliman seorang laki-laki, suaminya. Sudah berbulan-bulan, wanita itu tiada dapatkan haknya. Tidak dipenuhi nafkah lahir dan batinnya.
Keduanya memulai interaksi dalam kesengajaan yang berlanjut; sapaan di sebuah ruang obrol media sosial. Sebab tertutup dan hanya mereka berdua yang tahu, setan pun hadir, setan menyertai.
Sejatinya menjadi mudah tatkala laki-laki ini mampu mengambil amanah lebih dari satu istri dalam hidupnya dan istri pertamanya memiliki kualitas taat satu level di bawah keimanan para shahabiyah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Rumitnya, selain belum memiliki mampu dalam seluruh maknanya dan tiada ridha dari istri pertamanya, wanita yang mengganggu pikiran dan jiwanya malam itu adalah istri orang. Dia memang dizalimi, tapi suaminya belum menjatuhkan talak.
Perasan itu hadir untuk sosok yang tidak haq. Menikahi wanita yang bersuami pun haram.
Maka berhati-hatilah. Sebab Allah Ta’ala tak pernah salah saat hadirkan cinta kepada siapa yang Dia kehendaki. Kesalahan terjadi lantaran salah bergaul; memulai yang tidak haq, enggan membatasi diri, dan mencampuri apa yang sebenarnya tidak bermanfaat bagi diri, keluarga, dan agamanya.
Semoga Allah Ta’ala menjaga keluarga kita dan kaum Muslimin dari segala jenis fitnah. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.