Kesehatan

5 Penyebab Terjadinya Skoliosis, Sudah Tahu?

Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui secara pasti pada sebagian besar kasus. Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya kondisi ini, seperti pertambahan usia atau faktor lainnya.

Secara umum, tulang belakang manusia memiliki kelengkungan alami. Namun, pada individu yang mengalami skoliosis, lengkungan tersebut menjadi berlebihan hingga membentuk pola menyerupai huruf C atau S.

Pada tahap awal, skoliosis mungkin tampak ringan dan sulit dikenali. Namun, seiring waktu dan bertambahnya usia, kelengkungan tulang belakang bisa semakin parah. Kondisi ini umumnya mulai tampak selama periode pertumbuhan yang pesat, terutama saat memasuki usia remaja, yaitu sekitar 10 hingga 15 tahun.

Meskipun penyebab skoliosis belum dapat dipastikan, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya kondisi ini atau memperparah keadaannya. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai faktor kemungkinan penyebab terjadinya skoliosis

1. Gangguan Perkembangan Di Dalam Kandungan

Skoliosis dapat muncul sejak bayi lahir akibat gangguan dalam perkembangan tulang belakang atau tulang rusuk selama dalam kandungan. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkannya adalah spina bifida.

Pada bayi yang mengalami spina bifida, sebagian tabung saraf tidak tertutup atau berkembang secara tidak sempurna, sehingga mempengaruhi sumsum tulang belakang dan struktur tulang belakang. Kondisi langka ini biasanya dapat terdeteksi saat bayi baru lahir atau baru terlihat ketika anak mencapai usia remaja.

2. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah gangguan yang berdampak pada pergerakan serta fungsi otot tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan otot dan gangguan koordinasi.

Tanpa penanganan yang tepat, cerebral palsy berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi, baik pada masa kanak-kanak maupun saat dewasa, salah satunya adalah skoliosis.

3. Distrofi Otot

Distrofi otot juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya skoliosis. Kondisi ini terjadi akibat adanya kelainan pada gen yang mengganggu produksi protein penting untuk pembentukan otot yang sehat. Akibatnya, massa otot berkurang, sehingga otot melemah.

Ketika otot melemah, kemampuan untuk menjaga posisi tulang belakang tetap lurus menjadi terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kelengkungan abnormal pada tulang belakang, yang dikenal sebagai skoliosis.

4. Pertambahan Usia

Salah satu penyebab skoliosis yang sering terjadi pada orang dewasa adalah faktor penuaan, yang dikenal sebagai skoliosis degeneratif. Kondisi ini berkembang seiring bertambahnya usia ketika sendi-sendi di tulang belakang mulai mengalami kekakuan secara bertahap.

Selain itu, jaringan otot yang berfungsi sebagai penopang juga mengalami penyusutan dan melemah, sehingga tulang belakang kehilangan stabilitasnya.

Skoliosis degeneratif umumnya mulai muncul setelah seseorang memasuki usia 50 tahun. Seiring waktu, kelengkungan tulang belakang bisa semakin memburuk, terutama jika tidak disertai dengan upaya menjaga kesehatan tulang dan otot melalui aktivitas fisik atau perawatan yang tepat.

5. Cedera Tulang Belakang

Kondisi ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada tulang belakang, ligamen, atau cakram yang terjadi akibat berbagai faktor, seperti kecelakaan, terjatuh dalam posisi duduk, atau benturan mendadak yang cukup kuat hingga menyebabkan patah tulang.

Selain itu, gangguan pada tulang belakang juga dapat dipicu oleh berbagai kondisi medis, seperti arthritis, kanker, peradangan, infeksi, atau proses degeneratif yang menyebabkan melemahnya struktur tulang belakang. Dalam beberapa kasus, cedera pada tulang belakang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami skoliosis di kemudian hari.

Itulah beberapa penyebab terjadinya skoliosis. Meskipun dalam banyak kasus skoliosis bersifat ringan, kondisi ini tetap berisiko semakin memburuk seiring waktu. Jika kelengkungan tulang belakang menjadi terlalu parah, ruang di dalam rongga dada bisa berkurang, yang berpotensi menghambat fungsi paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan.

Karena itu, penting untuk mendeteksi skoliosis sejak dini agar dapat mencegah kondisi yang lebih serius. Jika seorang anak tampak kesulitan berdiri tegak atau terdapat tanda-tanda skoliosis pada diri sendiri, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat diberikan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.