Keduanya menyerang sistem saraf pusat, sehingga kanker otak dan meningitis menunjukkan tanda-tanda yang nyaris serupa. Gejala yang kerap muncul pada kedua kondisi ini mencakup nyeri kepala intens, rasa mual disertai muntah, kebingungan, hingga kejang. Kemiripan tersebut sering kali membuat perbedaan kanker otak dan meningitis menjadi cukup membingungkan, terutama bagi kalangan non-medis.
Perbedaan antara kanker otak dan meningitis sejatinya terletak pada asal-usul penyebabnya yang memang berbeda. Selain dari faktor pemicu tersebut, terdapat sejumlah aspek lain yang bisa digunakan sebagai acuan untuk membedakan keduanya. Berikut uraian singkat mengenai hal tersebut.
1. Gejala Khas
Kanker otak biasanya ditandai dengan nyeri kepala yang makin memburuk seiring waktu, kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran, kesulitan berbicara, perubahan perilaku, serta masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Tanda-tanda ini berkembang secara perlahan, bahkan bisa berlangsung dalam rentang waktu beberapa bulan hingga bertahun-tahun.
Sebaliknya, meningitis menunjukkan gejala khas berupa demam tinggi, kekakuan pada leher yang membuat sulit untuk menunduk, munculnya ruam di kulit, rasa lelah berlebihan, serta penurunan nafsu makan. Tidak seperti kanker otak, gejala meningitis biasanya muncul secara cepat dan tiba-tiba, bisa dalam hitungan jam atau beberapa hari saja.
2. Perkembangan Penyakit
Perbedaan kanker otak dan meningitis juga terlihat pada perkembangan penyakit tersebut. Perkembangan kanker otak biasanya berlangsung secara perlahan, namun tetap memiliki potensi membahayakan bila tidak mendapatkan penanganan sejak tahap awal.
Di sisi lain, gejala meningitis (khususnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri) dapat mengalami perburukan dalam waktu singkat jika tidak segera ditindaklanjuti secara medis.
3. Komplikasi
Komplikasi akibat kanker otak cenderung lebih serius dan sering kali menetap, seperti gangguan pada fungsi otak, masalah motorik, penurunan kemampuan kognitif, hingga risiko kematian.
Sementara itu, komplikasi dari meningitis umumnya dianggap lebih ringan, meliputi kejang, kerusakan otak, gangguan penglihatan dan pendengaran, serta kemungkinan gagal ginjal. Meski demikian, meningitis yang tidak ditangani secara tepat tetap dapat berujung pada kondisi fatal.
Penanganan yang cepat dan sesuai menjadi langkah penting untuk menekan tingkat keparahan serta mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pada kedua gangguan kesehatan ini.
4. Pengobatan
Perbedaan paling mencolok antara kanker otak dan meningitis dapat ditemukan pada pendekatan pengobatannya. Kanker otak umumnya ditangani melalui prosedur bedah, kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi, atau kombinasi dari beberapa metode tersebut, tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit.
Di sisi lain, meningitis atau peradangan pada selaput otak biasanya diobati dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik, antivirus, antijamur, ataupun kortikosteroid, disesuaikan dengan penyebab infeksi yang mendasarinya.
5. Penyebab
Seperti yang sudah disebutkan diatas tadi, perbedaan perbedaan kanker otak dan meningitis ada pada penyebabnya. Kanker otak muncul akibat perubahan genetik yang memicu perkembangan sel abnormal bersifat ganas. Sementara itu, meningitis merupakan kondisi yang dipicu oleh infeksi, baik dari bakteri maupun virus. Meski keduanya bukan penyakit yang menular secara langsung, paparan terhadap penderita meningitis tetap berpotensi menyebarkan mikroorganisme penyebab infeksi tersebut.
Diharapkan penjelasan diatas dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan antara kanker otak dan meningitis. Meski begitu, kepastian diagnosis hanya bisa didapatkan melalui pemeriksaan langsung oleh tenaga medis, terutama jika muncul keluhan seperti nyeri kepala, mual, muntah, kejang, sensitivitas terhadap cahaya, perubahan perilaku, atau penurunan tingkat kesadaran. Semakin dini penyebab diketahui, semakin cepat pula langkah penanganan dapat dilakukan, sehingga peluang pemulihan pun menjadi lebih besar.