Pernikahan

Pesona Kecantikan Istri Sejati

ilustrasi @es.weddbook
ilustrasi @es.weddbook

Kecantikan fisik calon istri sering kali menjadi pertimbangan utama bagi seorang lelaki tatkala ia hendak memutuskan untuk menikah. Dalam Islam, hal ini diperbolehkan, tapi bukan yang utama. Sayangnya, para lelaki sering salah tafsir terhadap makna kecantikan, sehingga mereka amat terobsesi dengan kecantikan versinya.

Maka cantik adalah tinggi semampai minimal seratus enam puluh senti meter, kulit mulus nan bercahaya, wajah imut berbentuk oval atau sedikit lonjong; dengan posisi mata agak sayu, lensanya bening, hidung mancung, kemudian rambutnya panjang, hitam, dengan ukuran berat badan proporsional dan berbagai lekukan dan tonjolan detail, lengkap dengan angkanya.

Padahal, dan ini sudah menjadi sebuah rahasia umum, bahwa fisik sering kali menipu. Meskipun, tak dipungkiri bahwa ada banyak wanita dengan kualitas fisik secantik kualitas keshalehannya sebagai seorang hamba Allah Ta’ala. Namun, yang kedua ini amat terbatas, bahkan sukar didapati di zaman jahiliyah modern ini.

Alhasil, sebab salah tafsir dalam memvisualisasikan kriteria cantik itu, banyak pemuda ataupun yang mengaku sebagai ikhwah aktivis dakwah amat pilah pilih dalam menentukan pendamping hidupnya. Padahal, kecantikan fisik itu, sebagaimana telah dibuktikan oleh banyak orang yang telah menikah, sifatnya amatlah sementara; bukan yang utama.

Silakan bayangkan istri anda seorang yang paling cantik di desanya, kampusnya, kecamatannya, ataupun lingkup lain; yang karenanya ia menjadi idaman banyak lelaki. Takdir pun mengatakan, anda layak bersanding dengannya dalam mahligai pernikahan.

Seiring berjalannya waktu, anda harus mengupayakan nafkah yang amat banyak. Sebab selain kebutuhan pokok berupa makan, minum, pakaian dan tempat tinggal, anda dituntut pula untuk menyediakan seperangkat alat hias yang harganya tak murah. Lipstik, bedak, berbagai jenis sampo, krim untuk wajah, bahkan lensa mata dan sebagainya.

Kemudian, tatkala anda pergi ke kantor, anda dihantui perasaan buruk, “Gimana kalau banyak tamu yang datang dan tertarik dengan kecantikan istriku?” Sementara ia tahu bahwa banyak tetangga, teman, maupun mantan teman sekolah istri dengan penghasilan lebih banyak; sedang kualitas agama sang istri amat memprihatinkan.

Ditambah lagi, ketika anda pulang kerja, si istri sibuk dengan dunianya; mengelus-elus pipi mengoleskan krim dan menaburkan bedak, sehingga abai terhadap anda yang seharusnya dilayani. Ditambah dengan cerewetnya yang kelewat batas dan lontaran kata yang menusuk ulu hati.

Sahabatku…

Ini bukan ajakan untuk membenci kecantikan. Sebab itu anugerah Allah Ta’ala kepada sebagian hamba-Nya. Ini adalah seruan bagi diri dan pembaca agar melihat sesuatu sesuai porsinya, agar kita bisa belajar menilai sesuatu dengan adil.

Karenanya, pesona kecantikan sejati seorang istri, adanya dalam agama dan akhlaknya. Ia adalah sosok yang bersemangat melakukan ibadah ritual dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, baik kepada makhluk-Nya, dan menaati suaminya dalam kebaikan. Ia juga tak lupa merawat diri dalam rangka membahagiakan suaminya; bukan mengumbarnya kepada orang lain di luar rumah.

Istri seperti inilah yang senantiasa menyejukkan ketika dipandang, damai saat didekati, rindu saat ditinggalkan, namun menenangkan ketika diri harus mencari nafkah atau mendapat tugas dakwah di luar rumah dalam waktu yang lama. Inilah pesona kecantikan istri sejati, ia yang senantiasa melantunkan nama kita-suaminya-dalam doa-doa panjangnya kepada Allah Ta’ala. [Pirman]

2 Comments

  • aan 1 Maret 2015

    Ini blog ga konsisten bgt, ko memperbolehkan iklan bank konven, dan lipstik dsbg yg tdk syar’I sih

  • Miftha Syahzami 11 Maret 2015

    Assalamu’alaikum wr wb. Maaf utk Aan, yg namanya manusia kan pasti prnh berbuat salah. Kalo ingin mengkritisi boleh saja, tapi lakukanlah dgn cara yg baik pula 🙂

Comments are closed.