Di Indonesia, jeroan kerap diolah menjadi berbagai hidangan yang menggugah selera. Walaupun rasanya memang enak, risiko sering makan jeroan apalagi berlebihan tentu dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Jeroan sebenarnya tidak selalu berdampak negatif bagi tubuh. Jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat, jeroan dapat memberikan sejumlah manfaat, karena mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.
Meskipun jeroan mengandung banyak nutrisi, bukan berarti disarankan untuk mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan atau terlalu sering. Konsumsi jeroan yang berlebihan justru bisa membahayakan kesehatan. Inilah risiko sering makan jeroan yang perlu diketahui:
1. Sakit Kepala
Salah satu gejala yang mungkin muncul akibat konsumsi jeroan secara berlebihan adalah sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kandungan tiramin yang tinggi dalam jeroan. Tiramin diketahui dapat memicu migrain dan sakit kepala.
Meski tubuh memiliki enzim monoamin oksidase yang berfungsi untuk mengurai tiramin, beberapa orang mungkin kekurangan enzim ini. Kadar tiramin yang tinggi dapat merangsang produksi hormon epinefrin, dan kelebihan hormon ini diduga menjadi penyebab sakit kepala dan migrain setelah mengkonsumsi jeroan.
2. Menyebabkan Penyakit Asam Urat
Konsumsi jeroan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit asam urat. Jeroan tergolong dalam makanan yang memiliki kadar purin tinggi. Beberapa jenis jeroan dengan kandungan purin yang tinggi antara lain hati, babat, otak, lidah, ginjal, dan pankreas.
Semakin tinggi kandungan purin dalam jeroan yang dikonsumsi, semakin besar pula jumlah asam urat yang diproduksi tubuh. Kadar asam urat yang berlebihan dapat mengendap dalam bentuk kristal di sendi, yang kemudian menyebabkan peradangan dan nyeri. Oleh karena itu, penderita asam urat disarankan untuk menghindari konsumsi jeroan.
3. Stroke
Risiko sering makan jeroan juga dapat menyebabkan stroke. Lemak jenuh yang ada pada jeroan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL (low-density lipoprotein) dalam tubuh. Kelebihan LDL ini dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding pembuluh darah arteri.
Tersumbatnya pembuluh darah oleh plak menghambat aliran darah ke otak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan terjadinya stroke.
4. Serangan Jantung
Jeroan biasanya memiliki kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang cukup tinggi. Meski lemak penting bagi tubuh, penting untuk mengontrol jumlah konsumsinya agar tidak berlebihan.
Konsumsi lemak jenuh secara berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya plak di dalam pembuluh darah, yang meningkatkan risiko terkena serangan jantung.
5. Gagal Jantung
Gagal jantung berbeda dengan serangan jantung. Hal ini muncul akibat konsumsi jeroan berlebihan dan terjadinya pembuluh darah arteri terhambat oleh penumpukan plak.
Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Otot jantung pun membesar untuk meningkatkan kekuatan pompa, namun lama kelamaan otot tersebut melemah dan tidak lagi mampu memompa darah dengan efektif.
6. Kerusakan Hati
Jeroan mengandung vitamin A dalam jumlah yang cukup tinggi, sementara batas aman konsumsi vitamin A harian adalah 10.000 mikrogram. Sebagai ilustrasi, 100 gram paru dan hati sapi masing-masing mengandung vitamin A sebanyak 2.800 mikrogram dan 1.200 mikrogram.
Konsumsi jeroan yang berlebihan dan terlalu sering dapat menyebabkan akumulasi vitamin A dalam tubuh. Kelebihan vitamin A akibat konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, diare, serta kerusakan hati dan pengeroposan tulang.
7. Demensia Vaskular
Risiko sering makan jeroan yang satu ini mungkin baru terasa setelah kebiasaan tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Demensia adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan fungsi otak, seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan berkomunikasi.
Demensia vaskular terjadi akibat kerusakan sel otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Kondisi ini umumnya dialami oleh individu yang baru saja mengalami stroke.
Itulah beberapa risiko sering makan jeroan yang perlu diketahui. Jika tubuh dalam kondisi sehat, mengkonsumsi jeroan masih diperbolehkan, tetapi sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering atau dalam jumlah yang berlebihan.
Disarankan untuk membatasi konsumsi jeroan tidak lebih dari satu kali dalam seminggu, agar terhindar dari berbagai risiko yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi jeroan yang berlebihan.