Kesehatan

Sakit Perut Bagian Bawah, Ini Kondisi Medis yang Biasanya Menjadi Penyebabnya

sakit perut bagian bawah

Apakah pernah merasakan sakit di area perut bagian bawah? Bagi wanita, ketidaknyamanan ini tidak selalu berkaitan dengan siklus menstruasi. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan rasa sakit perut bagian bawah.

Sebagai contoh, penyebabnya bisa berkisar dari masalah pencernaan yang ringan hingga kondisi yang lebih serius, seperti kanker atau karsinoma.

Oleh karena itu, sangat penting untuk segera menjalani pemeriksaan jika merasakan nyeri di perut bagian bawah yang tidak kunjung membaik. Lalu apa saja penyakit atau kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan sakit di area perut bagian bawah?

1. Usus Buntu

Salah satu tanda utama dari usus buntu adalah sakit perut bagian bawah. Rasa sakit ini seringkali disebut kolik abdomen.
Mereka yang mengalami usus buntu biasanya merasakan nyeri di sekitar pusar, yang kemudian berpindah ke sisi kanan bawah perut.
Namun, lokasi nyeri ini bisa bervariasi antar individu, tergantung pada posisi usus buntu dan usia penderita.

2. Kram Menstruasi

Sakit di perut bagian bawah juga bisa disebabkan oleh kram saat menstruasi. Kram ini umumnya tidak memerlukan perawatan medis khusus.
Namun, jika kram yang dialami terasa sangat menyakitkan, hal ini bisa menjadi pertanda adanya masalah yang lebih serius.

Menurut penelitian dalam Journal of Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, kondisi seperti fibrosis atau kista dapat menyebabkan nyeri menstruasi yang tidak biasa.

3. Gangguan Pencernaan

Nyeri perut bagian bawah juga dapat dipicu oleh gangguan pencernaan. Dalam kasus ringan, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan membaik dengan sendirinya.

Namun, jika disertai gejala lain seperti muntah, diare, dan kelelahan, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

4. Penyakit Crohn

Pernahkah mendengar tentang penyakit Crohn? Ini adalah kondisi peradangan kronis pada usus yang dapat menyebabkan peradangan di sepanjang dinding saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.

Biasanya, penyakit ini lebih sering terjadi di usus besar dan usus halus. Selain sakit perut bagian bawah, khususnya di sisi kiri, gejala lain yang mungkin muncul termasuk diare, mual, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan tinja yang bercampur darah.

5. Radang Panggul

Mirip dengan keluhan sebelumnya, radang panggul juga dapat menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
Kondisi ini merujuk pada infeksi yang terjadi pada organ dalam wanita, terutama di sekitar area panggul, termasuk rahim, tuba falopi, indung telur, dan leher rahim. Gejala awal yang sering muncul adalah rasa sakit di perut bagian bawah.

6. Kista Ovarium

Kondisi ini seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi wanita. Kista ovarium terbentuk akibat pertumbuhan sel yang tidak normal, yang dikenal sebagai kista patologis. Meskipun mayoritas kista ini bersifat jinak, ada beberapa kasus yang tergolong ganas.

Wanita yang mengalami kista ovarium biasanya merasakan nyeri di perut bagian bawah, yang dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan terkadang muncul secara bergantian.

7. Radang Prostat

Radang prostat merupakan salah satu penyebab nyeri di perut bagian bawah. Kondisi ini muncul akibat infeksi pada kelenjar prostat.
Selain rasa sakit perut bagian bawah, gejala lain yang sering dirasakan meliputi nyeri saat buang air kecil dan ketidaknyamanan di sekitar area testis.

8. Gangguan Ginjal atau Kandung Kemih

Masalah yang terkait dengan ginjal dan kandung kemih juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan di perut bagian bawah.
Salah satu gangguan ginjal yang umum adalah batu ginjal, yang bisa menyebabkan rasa sakit yang menjalar hingga ke bagian belakang perut.
Selain itu, kanker kandung kemih dan infeksi saluran kemih yang serius juga dapat memicu nyeri di area tersebut.

Itulah penyakit ataupun kondisi medis yang dapat menyebabkan sakit perut bagian bawah. Perlu diketahui selain yang sudah disebutkan, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan sakit di bagian bawah perut. Contohnya termasuk divertikulitis, endometriosis, gangguan pada leher rahim, infeksi tuba falopi, serta kanker.