Pernikahan

Seburuk-buruknya Jalan Menuju Pernikahan

Pernikahan adalah ibadah. Maka tempuhlah jalan menujunya dengan jalan-jalan yang dianjurkan. Persiapkan diri dengan baik, dan masukilah gerbangnya dengan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jangan main-main. Jangan sekali-kali menempuh seburuk-buruknya jalan menuju ibadah yang mulia ini.

Seburuk-buruknya jalan menuju pernikahan adalah jalan-jalan yang ditawarkan oleh setan terlaknat dan bala tentaranya. Jalannya beragam dan penuh cabang. Dimulai dari yang sama-samar hingga yang benderang salahnya.

Yang samar-samar, seseorang berupaya memasuki pernikahan dari jalan yang disyar’i-syar’ikan. Seakan-akan, jalan tersebut dibolehkan oleh agama dan dicontohkan oleh Nabi. Padahal, ianya bernilai haram sebab mendekati zina. Hanya labelnya yang diislam-islamkan. Ialah sebuah istilah salah kaprah bernama pacaran syar’i.

Bentuknya, seorang laki-laki berupaya mendekati wanita dengan nilai-nilai mulia yang terkandung di dalam agama. Mulai dari salam, mengingatkan waktu shalat, bertanya soalan hukum, mengajak ke pengajian, dan sebagainya. Jika dilanjutkan, hal ini akan semakin parah karena meningkat ke pertemuan-pertemuan dengan dalih silaturahim.

Lebih buruk dari jalan pertama ini adalah pacaran itu sendiri. Laki-laki dan perempuan menjalin hubungan kedekatan melebihi kedekatannya dengan yang lain. Ketemu menjadi kebiasaan, saling mengikat janji, bahkan ada yang pada tahap bersentuhan dan interaksi fisik lainnya.

Miris. Hal kedua ini sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Bahkan, jika di dalam sebuah komunitas ada yang belum memiliki pacar haramnya, ia akan dibully dan dijuluki beragam jenis keburukan. Naif.

Di masyarakat, ada sekelompok orang tua-orang tua dungu yang justru memerintahkan anaknya keluar rumah, mencari pacar. Mereka merasa bangga ketika anaknya berhasil mendapatkan pacar yang tampan atau cantik, memiliki pekerjaan yang mapan, dan berasal dari keluarga terhormat.

Ingatlah, tidak ada yang sederhana dalam setiap pelanggaran syariat. Dari dua kasus di atas, semuanya bisa menjadi jalan bagi masuknya setan hingga menjerumuskan keduanya dalam zina. Alhasil, masing-masing mereka merasa harus menikahi pacarnya karena interaksi yang sudah berjalan sekian lama. Setan membisiki,seakan-akan, jika tidak menikahi, ada dosa besar yang harus ditanggung.

Akan lebih menyesakkan dada ketika si laki-laki harus menikahi, dan orang tua tidak memiliki opsi menolak karena anak gadisnya sudah mengandung buah zina. Na’udzubillah. [Pirman/Keluargacinta]

1 Comment

  • sakyahsamad 7 November 2015

    Masah’Allah,terlalukeliru tidak dapat beri pendapat maaf terimakasihWassalam

Comments are closed.