Pernikahan

Secangkir Susu Cinta

Dulu saya tidak suka susu. Apalagi susu kedelai. Namun setahun belakangan ini saya sangat menyukainya. Bukan karena merk susunya, tetapi karena susu ini dihidangkan dengan cinta.

Hampir setiap pagi, sesudah atau sebelum Subuh, secangkir susu kedelai hangat dihidangkan oleh istri. Memasak air dengan cinta, menyeduh dengan cinta, menghidangkan dengan cinta; itulah yang membuat segalanya berbeda. Dan jadilah ini kebiasaan. Ketika satu hari saja keluar kota, rasanya ada beberapa hal yang hilang. Salah satunya, susu cinta itu.

Secangkir susu kedelai mungkin dipandang remeh oleh sebagian orang. Tetapi tidak demikian kenyatannya jika dihidangkan dengan cinta. Ada efek besar yang menyertainya. Ibarat tanaman, ia bersemi dan tumbuh subur dengan rutin menyiramnya. Demikian pula cinta suami istri. Ia semakin kokoh jika kebaikan-kebaikan kecil terus menyertainya.

Rasulullah pernah menasehati umatnya, “salinglah memberikan hadiah, niscaya kalian saling mencintai.” Hadiah dalam hadits di atas jangan selalu diartikan sebagai hadiah yang bernilai besar secara materi. Jangan pula diartikan, hadiah itu selalu berupa kejutan (surprise). Dan hadits itu berlaku umum, termasuk untuk kehidupan rumah tangga suami istri.

Membantu istri adalah hadiah. Memijat istri yang sedang lelah adalah hadiah. Memberikan senyum adalah hadiah. Menghidangkan secangkir susu untuk suami adalah hadiah. Dan hadiah-hadiah itu kian menguatkan cinta diantara keduanya.

Karena kebaikan-kebaikan dan hadiah-hadiah itu selalu diberikan setiap saat, paling sering dan tak terbanding oleh siapapun, jadilah ikatan cinta suami istri adalah ikatan cinta yang sangat kuat. Paling kuat. Seperti sabda Rasulullah “tak ada cinta antara dua orang yang melebihi pernikahan.”

Maka… jika hari ini Anda merasakan cinta istri atau cinta suami masih kurang, perbanyaklah kebaikan. Berbuatlah lebih banyak hal-hal positif dan bermanfaat untuknya. Rajin-rajinlah memberikan hadiah kepadanya. Mungkin Anda tidak dapat melihat hasilnya secara tiba-tiba. Sebab seperti Anda menyirami tanaman, Anda perlu waktu untuk dapat menyaksikannya tumbuh besar dan meninggi. Demikian pula cinta Anda. Dan jangan lupa perbanyak doa, sebab urusan cinta adalah urusan hati. Dan hanya Allah yang Maha Menguasai hati hambaNya. Berdoalah kepadaNya, mintalah kepadaNya, agar menyatukan Anda berdua dalam cinta. Hingga menjadi pasangan penuh cinta di dunia, dan menjadi pasangan abadi di surga. [Muchlisin BK]