Pernikahan

Sikap Suami yang Dapat Menghindarkan Rumah Tangga dari Rasa Benci dan Dendam

Seorang suami idaman ialah sosok lengkap yang penuh pesona. Pesona ruhani yang cemerlang, akal pikiran yang jernih, dan potensi fisik yang dimanfaatkan secara optimal. Ia juga memiliki sifat dan sikap positif yang menjadi nilai lebih sehingga layak dijadikan sebagai imam dalam sebuah rumah tangga.

Salah satu sifat dan sikap yang selayaknya dimiliki oleh seorang laki-laki sebagai suami ialah sikap adil. Ialah menempatkan sesuatu pada posisinya, tidak zalim, mengambil tindakan dan keputusan secara pertengahan, dan bukan sama rata.

“Pentingnya memiliki pasangan yang memiliki sifat adil,” tutur Drs Muhammad Thalib dalam Menuju Pernikahan Islami, “ialah untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis.” Ialah keluarga yang saling memahami hak dan kewajiban masing-masing.

“Orang yang bersifat adil,” lanjut beliau menjelaskan, “tidak akan mengurangi hak orang lain dan tidak suka berbuat zalim kepada orang lain. Suami istri yang selalu menjaga hak masing-masing akan dapat terhindar dari rasa saling membenci dan mendendam.”

Adil dalam perkataan bentuknya mengatakan yang baik atau diam jika dirasuki amarah. Jika pun harus marah, marahlah ketika ada hukum-hukum Allah Ta’ala yang diingkari. Jangan berkata-kata berlebihan, sebab ianya menjadi sebab terjerumusnya seseorang dalam kesalahan yang lebih besar. Semakin banyak bicara ketika marah akan semakin banyak membuka peluang kesalahan.

Dalam bertindak pun demikian. Jemputlah rezeki dengan cara terbaik, secara profesional, lalu manfaatkan sebagaimana mestinya. Jangan zalimi hak istri, pun orang tua yang harus diberi nafkah sebagai salah satu wujud bakti. Pun dengan saudara-saudara perempuan yang masih berada di bawah perwaliannya.

Termasuk dalam makna adil ialah memenuhi kebutuhan istri sesuai dengan tingkat penghasilan suami. Jika memang penghasilan yang diperoleh besar, maka besar pula nafkah yang diberikan kepada istrinya. Pun sebaliknya. Jangan sampai pelit dalam memberi nafkah kepada istri, padahal penghasilannya melimpah.

Sikap adil juga direkomendasi oleh Allah Ta’ala sebagai sifat dan sikap yang dekat dengan makna taqwa. Sebaliknya, berlaku zalim kepada siapa pun-terlebih kepada istri-merupakan pangkal keburukan yang balasannya berupa kesengsaraan.

Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]