Editorial

Stamina Baru untuk Keluarga Cinta

Di dalam Serial Cinta, Anis Matta menjelaskan, cinta adalah kegilaan. Saat jatuh cinta itulah seorang pecinta merasa gila. Gila dalam segala makna baiknya.

Cinta, masih merujuk penjelasan Anis Matta dalam buku yang sama, adalah kata yang paling sukar untuk didefinisikan. Jika samudra adalah kehidupan, maka cinta adalah ombaknya. Jika hidup adalah api, maka cinta adalah panasnya. Andai hidup adalah es, cinta adalah dinginnya.

Cinta adalah pekerjaan orang-orang hebat. Ada begitu banyak karya monumental yang lahir atas nama cinta. Bahkan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam diutus ke muka bumi untuk mengejawantahkan cinta Allah Ta’ala kepada seluruh umat manusia, menyempurnakan akhlak manusia yang hanya bisa sempurna jika ada rasa cinta di dalamnya.

Maka selamanya, cinta akan menghasilkan kebaikan. Sebab jika keburukan, ianya bernama nafsu atau syahwat; sebagaimana Fir’aun yang berlebihan dalam mengagumi dirinya hingga lahirlah nafsu ke-aku-an yang tiada terbendung. Mengaku sebagai tuhan.

Ketika cinta yang luar biasa itu disandingkan dengan keluarga, sungguh keduanya adalah motivasi yang amat mungkin untuk melejitkan potensi individu dan seluruh anggota dalam komunitas terkecil dalam masyarakat itu.

Keluarga yang dipenuhi cinta adalah tempat menempa diri dengan iman dan akhlak hingga seorang individu bisa bertebaran di muka bumi untuk menebarkan makna rahmat bagi semesta. Di keluarga cinta, kita mendambakan individu selayak Muhammd bin Abdullah, yang benar-benar menginspirasi dunia, meski sejak kecil hidup sebagai yatim, lalu yatim piatu di usianya yang belum genap delapan tahun.

Melalui keluarga cinta, kami memimpikan pemuda-pemuda selayak ‘Abdurrahman bin ‘Auf yang dengan gagah mendatangi Ummu Hakim; ditanya kesiapannya menikah, lalu segera dinikahi kala itu juga. Tanpa banyak pergaulan sebelum menikah, tanpa sibuk memilah milih, tanpa membandingkan dengan calon-calon lain.

Melalui keluarga cinta, kita juga berharap lahirnya sosok-sosok selayak Ismail ‘Alaihis salam yang patuh kepada orang tuanya dalam soal agama, aqidah, dan pernikahan; ketaatan. Bahkan, saat Ibrahim bin ‘Azar meminta sang Ismail untuk menceraikan istrinya, anak yang pernah hendak disembelih itu taat tanpa tapi, menerima tanpa sedikit pun menolak.

Banyak mimpi kami melalui keluarga cinta. Maka untuk mewujudkannya, kami dedikasikan sebuah laman sederhana bertajuk serupa Keluarga Cinta (keluargacinta.com). Sekitar empat ratus lima puluh artikel telah kami terbitkan dengan jangkauan pembaca enam digit angka nol sejak berdirinya.

Dengan berbagai catatan, kami akan terus berbenah. Termasuk dari segi tampilan, kami senantiasa melakukan perbaikan agar pembaca lebih betah dan semangat mengambil ilmu serta membagikan kebaikan yang ada.

Tentu, kami juga menunggu saran dari pembaca sekalian. Harapannya, langkah kecil ini bisa menjadi pemberat kebaikan untuk kita, kelak di akhirat. Semoga Keluarga Cinta bisa menjadi sarana bagi kita untuk kembali bersua, kelak di surga yang abadi.

Mohon doakan, agar kami istiqamah di jalan kebaikan dan taqwa. Aamiin.

Selamat menikmati theme baru Keluarga Cinta.

Pirman

Redaktur Eksekutif Beda Media Grup