Laki-laki ini memulai hidupnya dengan gemilang. Menjadi guru di tahun 60-an membuatnya dikagumi sekaligus disegani. Tidak ada satu orang pun di kampung tersebut, kecuali kagum dan menaruh hormat padanya.
Kharismanya semakin bertambah ketika ia menikah dengan salah satu wanita idaman kala itu. Selain cantik, istrinya merupakan keturunan ningrat sekaligus tuan tanah. Sang laki-laki benar-benar terlihat kian gagah saat memiliki anak-anak dari pernikahan cintanya itu.
Lebih dari setengah lusin jumlah anaknya. Semuanya tumbuh dengan baik. Pandai dan cerdas secara akademis sekaligus memiliki kualitas ruhani yang memesona. Kebahagiaan sang laki-laki terasa sangat lengkap. Tiada kekurangan satu pun.
Namun, entah atas bisikan setan dari mana, laki-laki ini benar-benar berubah. Memang tidak drastis. Tapi akhirnya amat mengenaskan. Mula-mula, laki-laki yang masih penuh idealismenya itu menolak dengan frontal ajakan untuk membela rezim penguasa Republik ini kala itu. Dia memilih memperjuangkan idealismenya.
Nasibnya sebagai guru terancam. Hingga, entah kapan terjadinya, laki-laki ini menghilang dari kampungnya. Misterius. Lebih heboh lagi karena dia meninggalkan anak-anak yang masih kecil dan membutuhkan sosok ayah. Maka setelah itu, istrinya menjadi orang tua tunggal. Mendidik anak-anaknya sepanjang masa dengan seluruh pengorbanannya.
Berbilang puluhan tahun setelah itu, warga dikejutkan dengan kepulangan sang laki-laki. Benar-benar tak logis, dalam pikiran orang kebanyakan. Ia membawa seorang istri yang usianya bak kakek dengan cucunya. Bukan hanya berdua, ia juga menyertakan dua anak seusia sekolah dasar. Buah dari cinta mereka.
Tentu, laki-laki ini hadir dengan berjuta kontroversi. Meski istri yang dia tinggalkan tanpa tanggungjawab telah menikah dengan laki-laki lain dan memiliki dua anak juga, tapi masyarakat kurang menerima kehadiran si laki-laki. Apalagi, dia terbiasa aktif dalam kegiatan keislaman di kampung itu.
Sang laki-laki pun menjadi bulan-bulanan orang yang membenci. Berbagai julukan buruk disematkan kepadanya. Mulai yang logis hingga dibuat-buat.
Tapi, laki-laki ini menulikan telinganya. Dia tetap istiqamah di jalan yang dia tempuh. Idealismenya masih bercokol di dalam hati, meski tulangnya telah keropos seiring berkurangnya jatah hidup.
Sampai akhirnya, dia harus menelan pil pahit. Istrinya yang masih muda dan terpaut masa yang amat lama, melakukan perbuatan yang tak layak bagi seorang istri ustadz. Dia main belakang dengan laki-laki lain setelah lahir anak keempat dari pernikahan mereka.
Entah motifnya apa, main belakang jelas bukan perbuatan terpuji. Bahkan ketika sang laki-laki tak sanggup lagi memberikan nafkah lahir dan bathin sekali pun, seharusnya dia memilih jalan sabar atau menggugat jika memang tak mampu lagi bersabar dan terancam akidahnya.
Kini, sang laki-laki entah di mana. Setelah tertipu dengan godaan bisnis yang tak logis, keberadaannya benar-benar belum bisa terlacak. Dia pergi dari rumah. Menanggung hutang. Dan, dikabarkan dirawat di sebuah rumah sakit.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]