Ibarat perjalanan, rumah tangga adalah rute yang amat panjang nan seru. Disebut panjang karena hampir semua orang meginginkan hidup bersama pasangannya hingga akhir hayat, seru karena banyak ujian yang menyambangi di setiap jenak perjalanan itu.
Dalam rumah tangga, tak hanya ada cinta. Sedih, galau, gunda, gulana dan sekian banyak ujian yang tidak disukai senantiasa menghiasi. Bahkan dalam rumah tangga, ketika manajemen konflik tidak dilakukan dengan baik, masalah amat kecil bisa menggelinding, berkelindan dan menjadi masalah yang amat besar.
Maka, diantara kerja terpenting selepas akad nikah adalah perawatan. Sebab, ibarat tumbuhan, tak ada yang langsung berbunga apalagi berbuah dengan sendirinya. Ada kerja menyirami, menyiangi rumput, memberi pupuk organik dan kerja-kerja penumbuhan lainnya. Sama halnya denga cinta dalam rumah tangga.
“Terimakasih, Cinta”
Sekilas mengucapkan kalimat ini amat mudah. Namun menjadi amat sulit tatkala dilakukan oleh mereka yang sedikit syukurnya kepada Allah Swt. Rasulullah Saw pernah berpesan, siapa yang tak ucapkan terimakasih kepada sesamanya, berarti ia tak berterimakasih kepada Allah Swt sebagai Rabbnya.
Maka, ucapkanlah terimakasih sesering mungkin kepada pasanganmu. Ucapan itulah yang membuat pasangan kita merasa berarti dan disayangi.
Jika seorang suami, ucapkan terimakasih untuk pakaian yang tinggal dikenakan, minuman pagi yang siap dinikmati, sarapan yang tak perah luput, rumah yang selalu bersih, penerimaan istri atas kekurangan suami yang memang jauh dari sempurna, dan seterusnya.
Andai seorang istri, ucakan terimakasih untuk kerja yang tak pernah surut, semangat mendidik yang senantiasa bertambah, kecintaan yang menginspirasi, kerja-kerja pengabdian yang tak kenal henti di sepanjang waktu, dan sebagainya.
Ketika kedua pasangan sudah membiasakan mengucapkan kalimat ini, bunga cinta akan senantiasa merekah dan kelak berbuah dengan kebaikan tiada henti. Insya Allah.
“Sayang, Aku Mencintaimu”
Memang ada pasangan yang tak biasa dengan ungkapan-ungkapan kemesraan atau cinta. Tapi tak bisa dipungkiri, semua manusia butuh pengakuan dari selainnya. Apalagi pengakuan tulus dari pasangan yang amat dicintai. Ia ibarat permata yang selalu dinanti dalam kegersangan kehidupan. Ia laksana oase di tengah sahara di siang nan terik membakar.
Ucapkan cinta kepada pasanganmu sesering mungkin. Ungkapan yang tulus ini ibarat vitamin yang membuat tanaman cinta semakin cepat bertumbuh dan bertambah kualitasnya.
Minimal, ucapkan “Aku Mencintamu” ketika membangunkannya untuk shalat malam berjamaah. Atau, menjelang tidur ketika tak ada yang ketiga di kamar kalian selain Allah Swt. Kalimat ini adalah penyejuk jiwa. Sebab di biduk bernama rumah tangga ini, ganasnya kehidupan luar banyak yang hanya bisa disejukkan melalui pasangan-pasangan kita.
“Maafkan Aku, Kasih”
Tiada manusia yang sempurna. Jika pasanganmu lakukan salah, bisa jadi itu adalah cermin diri kita sendiri. Ketika pasangan kita nampak konyol, mungkin itu buah dari ineteraksinya dengan kita yag hampir sepanjang hari bersamanya. Maka, bercerminlah.
Tak perlu ragu atau malu mengakui kesalahan diri di hadapan pasangan. Ia adalah belahan jiwamu. Tak perlu lagi ada yang dirahasiakan dengannya. Apalagi terkait perasaan bersalah yang kerapkali terjadi. Ungkapkan, lepaskan, sampaikan, “Maafkan Aku, Sayang.”
Ini kerja yang nampak sederhana. Tapi, lihatlah dampaknya. Sebab, keberhasilan dalam rumah tangga, setelah kualitas iman dan Islam seseorang, adalah bagaimana keduanya menjalin komunikasi terbaik.
Semoga Allah Swt semakin membahagiakan rumah tangga kita dengan melimpahkan berkah-Nya. Aamiin. [Pirman]
3 Comments
Comments are closed.