Pengasuhan

Tips Terapi Ngompol

ilustrasi anak ngompol © medicalobserver.com
ilustrasi anak ngompol © medicalobserver.com

Setiap bunda pasti menghadapi kasus ini, “Bagaimana agar anak tidak mengompol?”. Sebagai guru TK, pertanyaan ini sering dilontarkan wali murid setiap kali konsultasi. Solusi yang biasa didapatkan dan dilakukan wali murid pada umumnya adalah

  1. BAK (Buang Air Kecil) sebelum tidur
  2. Memantau asupan cairan
  3. Menstimulus alam bawah sadar anak sebelum tidur

Namun yang sering saya temui, semua cara tersebut sudah dilakukan oleh beberapa orang tua. Akan tetapi, anak masih juga mengompol. Pernah kala itu, saya mengajak murid saya berdialog,

“Kak, kenapa sih koq masih pakai pempres kalau tidur?” tanyaku santai.

“Sebenernya aku ndak mau, Us. Tapi mama mesti maksa makek”, jawabnya dengan agak bersungut-sungut.

“Memangnya kakak klo ndak pakai pempres ngompol? BAK dulu dong sebelum tidur…”, lanjutku.

“Sudah Us, tapi tetep ngompol….jadi dipake’in pempres lagi”, jawabnya lugu.

Karena orang tua yang cukup sibuk, sampai raport tengah semester kala itu belum juga diambil. Alhasil, saya pun tidak berkomunikasi lebih jauh tentang “mengompol” ananda. Alhamdulillah, di sela kegiatan family gathering jalan sehat, saya sempatkan untuk berjalan di sanding beliau,

“Bagaimana Ma dengan ngompolnya kakak….?” tanyaku langsung pada sasaran tapi tetap dengan gaya santai.

Sambil tersenyum malu, beliau berkata, “Iya Us….masih ngompol semua nih Us…kakaknya juga…aduuuh bagaimana ya us?”

“Kemarin saya dapat sharing dari ustadzah lain Ma tentang murid kelompok B yang masih mengompol karena di rumah memang dilayani ibarat princess ma. Kakak B itu selama tidur hanya diberi alas perlak Ma dilapis kain dan tanpa menggunakan pempres. Jangka waktu dua hari, kakak B tersebut sudah tidak mengompol Ma….walau memang selama dua hari itu pula dia penuh emosinya. Mungkin bisa dicoba Ma tapi dengan resiko, ananda mungkin emosinya sulit dikontrol selama proses terapi tersebut,” tuturku dengan santai.

“Wah kalau begitu saya ambil cuti saja Us beberapa hari, soalnya ribet Us….apalagi klo ngompolnya merembes ke mana-mana…. ketiga anak saya masih mengompol semua Us,” cerita sang mama.

“Iya Ma…memang harus ada pengorbanan… tapi kan untuk seterusnya Ma….”, tegasku.

Seringkali hal penting ini dipandang remeh oleh orang tua. Ketuntasan ananda dalam urusan mengompol dapat mempengaruhi kepercayaan diri ananda. Kewajiban para orang tua lah untuk mendampingi ananda walau harus menyisihkan banyak waktu bahkan mengorbankan pekerjaan. Untuk apa bekerja jika bukan untuk anak.

Wallahu a’lam bish showab. [Gresia Divi]

2 Comments

  • tatik 13 Maret 2015

    anak saya perna saya pakein perla sm kain, malahan dia tidur kemana”. saya malu kalo cerita sm ibu” yg lain, masa sudah 6 taun masih ngompol.

  • Lukaas 24 Maret 2015

    Hahahaha!Galing! At least you know she’s not a conventional thneikr Imagine, instead of making figures, she used clay as a beauty product!Creative na, resourceful pa! Why buy nailpolish (which can discolor nails) when you can use non-toxic modelling clay! This would make a great ad for the company that makes the clay

Comments are closed.